Downgrade Mac OS

Sejak beberapa waktu lalu saya pengen banget melakukan reinstall MacBook saya, karena ya mulai terasa lambat dan mulai penuh dengan junk files. Sayangnya saya gak punya installer untuk el Capitan, versi yang lagi saya pakai, yang ada hanya installer Yosemite. Ada sih temen yang punya installer Sierra, versi terbaru tapi atas berbagai macam pertimbangan saya putuskan untuk downgrade saja lah. Salah satu alasan utama adalah saya sadar diri aja, MacBook saya sudah tua (2011) jadi gak bakal dapat banyak fitur baru dari Sierra.

Instalasi mah karena sudah berupa USB Installer jadi seperti installasi pada OS lainnya, tinggal next next aja.

Setelah installasi selesai, berikutnya adalah install aplikasi yang dibutuhkan. Nah, disini saya mulai me-list apa aja sih sebenarnya yang saya butuhin, dan akhirnya berikut adalah list aplikasi yang terinstall di MacBook saya.

screen-shot-2016-10-12-at-2-33-55-am

1. Xcode command line tools

mau gak mau ini yang paling pertama di install karena dibutuhin untuk instalasi homebrew dan segala macam kebutuhan developer lainnya.

2. Homebrew

seperti tagline nya, missing package manager for macOS, ini sangat berguna banget untuk install aplikasi tambahan lainnya yang ada di urutan-urutan berikutnya pada list ini.

3. ZSH

karena saya mau install Oh My Zsh 😉

4. Oh My ZSH

supaya terminal console mu gak membosankan.

5. iTerm

yes, karena default terminal dari macOS bener-bener gak enak dilihat, dan juga iterm support split screen yang bener-bener enak untuk punya multiple terminal dalam 1 window.

6. Virtualbox

karena saya akan menggunakan vagrant

7. Vagrant

karena saya suka dengan konsep isolated dan virtualization OS. Saya gak perlu pasang setingan dan service macem-macem di OS utama. Selain itu saya juga bisa install berbagai macam stack dan switch secepatnya.

8. Google Chrome

Saya sih sebenarnya lebih suka dengan safari, karena ya lebih bersahabat dengan MacOs, tapi apa boleh buat as web developer kita mah mesti ngikutin browser yang paling banyak pengguna nya supaya kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan *sounds weird*

9. Skype

Kebanyakan komunikasi yang saya lakuin dengan client adalah via Skype.

10. Sequal Pro

Buat akses dan managemen database. Sebenarnya saya lebih suka bawaan mysql workbench, tapi entah buggy banget, jadi balik ke sequel Pro.

11. DNSCrypt

Karena saya mau buka situs-situs yang di blokir oleh pemerintah secara massal.

12. Sketch

Nge-desain bukan kerjaan utama saya, hanya saja kadang ada kerjaan yang saya bahkan perlu desain sendiri.

Things i missed.

Dari 12 aplikasi yang terinstall tersebut, ada beberapa yang sebelum-sebelumnya adalah aplikasi favorit saya yang akhirnya gak ikut di install lagi karena tergantikan dengan yang lain atau sudah bener-bener gak terpakai lagi.

1. PHPStorm

Sebelum-sebelumnya saya bahkan gak bisa lepas dari PHPStorm. Saya juga pernah membahas pengalaman saya menggunakan PHPStorm. Kadang bahkan saya malah menggunakan beberapa window PHPStorm tanpa sempat di close dalam beberapa hari atau minggu karena memang selalu digunakan sehari-hari. Tapi kali ini saya gak ikutkan dalam paket instalasi karena saya sedang beralih ke vim. yes, text editor “jadul” 1 ini bener-bener memikat hati saya. Sudah 1 bulan terakhir menggunakan vim secara aktif dan saya merasa nyaman dan belum berpikir untuk berhenti. Peralihan dari penggunaan PHPStorm ke vim bener-bener meng-cut penggunaan resource secara besar-besaran (ya iyalah), Laptop jadi jarang mengeluarkan suara kerja keras (saya bingung membahasakannya), dan lebih hemat baterai tentunya. Ada masih banyak point kenapa saya stay dengan vim, mungkin nanti lain kali dibahas.

2. Pocket

Saya juga pernah buat artikel tentang pocket sebelumnya. Tapi saya sadar, saya lebih banyak dan nyaman membaca artikel di mobile phone, atau iPad, dibanding di laptop. Simple, biar bacanya enak sambil selonjoran. Jadi saya gak install untuk versi desktopnya, tapi saya install extension pocket di chrome supaya mudah untuk bookmarking.

3. Wunderlist

Salah satu aplikasi favorit saya. dulunya. Saya bahkan punya draft artikel tentang wunderlist yang akan berbagi cerita bagaimana saya menggunakan wunderlist untuk mengatur segala macam schedule kegiatan sehari-hari, tapi belakangan saya beralih ke metode yang lebih tradisional dalam menyusun dan mendata to do dan schedule. Saya menggunakan notebook dan pena. Terbukti lebih nyaman, lebih teratur dan lebih nyata dalam pembuatan schedule. Mungkin nanti saya akan buat artikel terpisah juga untuk yang satu ini.

sam_1575

 

4. Evernote

Semua pengguna evernote pasti pada kaget ketika evernote menambah regulasi batas penggunaan device maksimal 2 devices. Saya sendiri juga sempet shock banget. Jadi untuk keperluan membuat catatan saya beralih ke google docs. Untuk catatan yang bersifat temporary banget, saya menggunakan TabText untuk chrome. Untuk keperluan sharing notes, google docs juga lebih mudah karena ya salah satunya jauh lebih banyak orang yang punya akun google dibanding dengan orang yang punya akun evernote.

Dengan setup yang cukup minimal banget seperti ini, kerasa sih laptop lebih jarang kerja keras, jadi jarang mendengar suara mendengung dari fan yang yang lagi ngos-ngosan, tapi entah apakah ini karena masih fresh install ulang 🙂

Dalam proses instalasi ini, saya juga baru tahu ternyata instalasi dengan brew bisa mencakup banyak hal, untuk menginstall aplikasi-aplikasi diatas saya tinggal running di terminal:

brew cask install virtualbox vagrant google-chrome skype sequel-pro

Berikutnya saya bisa tinggal pergi, dan instalasi berjalan otomatis. Jadi gak perlu download dari masing-masing website penyedia dan melakukan “drag to install” lagi.

Bonus: Wallpaper WordPress. 

Karena belakangan saya lagi banyak handle kerjaan WordPress maka gak lengkap rasanya tanpa wallpaper High-Res WordPress.

Dan berikut adalah screenshot layar utama saya.

screen-shot-2016-10-12-at-9-11-59-am


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *