Rakit PC (2022)

Tadinya ingin diberi judul work setup, tapi kebanyakan artikel work setup itu disertai foto setup nya sendiri dan biasanya bagus, tapi karena ini agak biasa saja (AKA tidak begitu menarik), jadi males nge-foto 🙂

Berawal dari laptop MacBook saya yang akhirnya pensiun, saya memutuskan untuk merakit PC untuk menjadi senjata utama saya bekerja.

Macbook Pro 2011

Sebelumnya saya menggunakan MacBook Pro 2011 (ya, 2011, 11 tahun lalu), sebagai daily drive untuk keperluan kerja dan segala kebutuhan komputasi. Selama ini tidak ada masalah sampai beberapa tahun lalu ketika versi terbaru OSX (Mojave) tidak lagi mendukung perangkat ini. Ada banyak masalah dari sisi software yang akhirnya saya memutuskan untuk beralih menggunakan Ubuntu di mesin MBP ini, ternyata jadi lancar sekali, dan proses instalasi juga sudah jauh lebih mudah dibanding Instalasi linux beberapa tahun lalu.

Tapi kemudian masalah di hardware datang, baterai mengalami pergantian yang ke 3, magsafe sudah yg ke 5 atau 6, hardisk sudah diganti dengan SSD, lalu belakangan masalah di monitor, seperti berjamur?, keypad yang sudah terkelupas dan tidak berfungsi sebagian, dan yang terakhir adalah port charger nya sendiri yang tidak bisa berfungsi, sehingga tidak bisa di charge!. Belum termasuk spesifikasi Macbook nya sendiri yang sudah ketinggalan 11 tahun, apalagi jika Docker sudah mulai running, Docker di mac itu lambat dan berat, Docker di macbook 2011 itu luar biasa ahaha (sebenarnya ini sudah jauh lebih ringan ketika beralih ke ubuntu). So saya memutuskan waktunya untuk macbook ini pensiun (ya iyalah).

Rakit PC

Saya memutuskan untuk merakit PC sendiri adalah karena ya sudah keinginan sejak lama punya mesin yang “personal”, bisa pilih spesifikasi sendiri, bisa replace part nya sendiri, tapi jujur saja tidak dalam waktu dekat dan secara tiba-tiba begini (tiba-tiba macbook pensiun) 😀

Karena sebenarnya belum siap untuk rakit PC dalam waktu ini, tapi terpaksa harus punya, maka konsep saya simpel, budget-friendly! haha.

Saya sudah lama tidak mengikuti perkembangan PC, so bagian utama dari proses perakitan ini adalah saya pengen dapet latest Intel, dan saya ketemu Intel i5-11500 yang paling sesuai dengan kebutuhan dan budget. Sebenarnya pengen mencoba AMD tapi entah saya gak pede. Waktu perakitan ini juga generasi 12 belum keluar, jadi versi terbaru yang saya dapat ya gen 11.

Setelah itu RAM, saya sudah lama menganalisa kebutuhan memory RAM di macbook sebelumnya, dan 8GB sudah cukup, tentu saja saya ingin lebih, namun untuk versi awal ini saya tetap menggunakan 8GB DDR4, single, idenya beberapa waktu kedepan akan diupgrade jadi 16GB (8 x 2 slot). RAM ini dari XPG tipe Spectric D50, yang jujur saja, saya baru tau kalau ternyata ini versi RGB, padahal saya lebih prefer yang kalem aja tidak pakai RGB segala, tapi baguslah buat indikator PC lagi nyala haha.

Saya skip untuk VGA card, selain sudah tidak masuk akal harganya, saya juga tidak punya keperluan grafis tinggi, sebagai web developer, dedicated GPU dari processor sudah lebih dari cukup, jadi biaya VGA bisa buat prosesor tadi.

Selebihnya motherboard saya hanya mengikuti yang ada saja, ini dari MSI B560M PRO. SSD comot dari macbook, PC Case sebenarnya pengen yang Mini ITX, tapi agak susah cari nya, karena waktu mepet jadi ya ambil PC case biasa saja. Lalu untuk OS saya pakai Ubuntu 20.04.

Monitor menggunakan Samsung G3 24’, sebenarnya tidak masuk dalam budget karena sudah dibeli 1 bulan sebelumnya untuk keperluan second monitor macbook.

Total biaya bahan semuanya mencapai hampir 7 juta, diluar monitor, dan jujur saja itu sangat sesuai dengan konsep budget-friendly tadi :).

Performa hasilnya luar biasa menurut saya, karena komparasi nya adalah macbook pro 2011, jadi memang kerasa banget perbedaanya haha. Paling nyata itu dari sisi CPU, sebelumnya MBP 2011 hanya dual core, sedangkan PC ini pakai 6 core dengan 12 thread, jauh banget. Berikut link hasil GeekBench https://browser.geekbench.com/v5/cpu/11006439.

Satu hal yang saya rasa terlewatkan itu adalah PSU, saya pikir harusnya bisa pilih yang better lah. PSU yang ada ini cukup baik, tapi hasil dari survey (yang baru dilakukan setelah PC jadi), beberapa brand lain bisa lebih baik, salah satunya dari tingkat kebisingan.

Selain itu, saya masih pengen mini ITX, jadi mungkin nanti juga bakal diganti lah.

Jujur saja, setelah selesai dan ternyata biaya nya hanya ‘segitu’, saya agak menyesal kenapa tidak melakukannya lebih awal, karena perbandingan performa nya ternyata beneran sejauh itu, saya sabar banget yak running Docker di MBP 2011 😀


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *