• Cocoland

    Hari kedua di Kota Balikpapan sebagian besar dihabiskan di… hotel karena ya sebenarnya saya tidak benar-benar libur, masih harus kerja, lalu dilanjutkan pergi ke kompleks eWalk sekedar putar-putar nyari makan dan berakhir di Cocoland, playground bermain untuk anak-anak karena ya tidak lengkap rasanya kalau pada akhirnya tidak mengunjungi playground terutama yang akan susah untuk dikunjungi…

    Hari kedua di Kota Balikpapan sebagian besar dihabiskan di… hotel karena ya sebenarnya saya tidak benar-benar libur, masih harus kerja, lalu dilanjutkan pergi ke kompleks eWalk sekedar putar-putar nyari makan dan berakhir di Cocoland, playground bermain untuk anak-anak karena ya tidak lengkap rasanya kalau pada akhirnya tidak mengunjungi playground terutama yang akan susah untuk dikunjungi kembali.

    Hal yang paling pertama terasa adalah Cocoland yang ada di Balikpapan ini luas sekali, anak-anak kerjaanya lari aja kesana kemari. Tema warnanya juga cerah, hey warna juga mempengaruhi vibe bermain!. Staff-staff nya juga ramah dan baik, wahana permainan juga terlihat terawat, oh dan jenis wahana permainannya juga sebagian besar adalah hal baru untuk kami jadi ya kelihatan banget heboh untuk ekplorasi.

  • Pantai Manggar

    Di hari libur ini saya dan keluarga pergi ke kota Balikpapan menuju Pantai Manggar! sayangnya cuaca tidak begitu mendukung langit agak mendung dan masih ada saja rintik-rintik hujan. Padahal dari rumah saya berharap dapat matahari supaya dapat cahaya dan bayangan yang bagus untuk foto.. ya sudahlah,, anak-anak enjoy kok. Khusus untuk Pantai Manggar ini, terakhir…

    Di hari libur ini saya dan keluarga pergi ke kota Balikpapan menuju Pantai Manggar! sayangnya cuaca tidak begitu mendukung langit agak mendung dan masih ada saja rintik-rintik hujan. Padahal dari rumah saya berharap dapat matahari supaya dapat cahaya dan bayangan yang bagus untuk foto.. ya sudahlah,, anak-anak enjoy kok.

    Khusus untuk Pantai Manggar ini, terakhir saya kesini sepertinya ada kali 10 tahun lalu, dan sekarang kesini lagi ngeliat semuanya dan ngebandingin dengan yang lain, kesimpulan saya disini jadi ada banyak “usahawan” lokal sehingga perlu bawa cash ekstra, dan pantainya sendiri agak gak ramah sama barefoot karena batu-batunya cukup banyak dan ukurannya sangat bervariasi sehingga perlu sedikit berhati-hati dalam melangkah.

  • Unsplash

    Iseng hari ini melihat statistik di Unsplash karena ada banyak foto saya di Unsplash yang sudah didownload oleh berbagai macam orang. Saya gak dalam arti komplain atau gimana karena ya memang waktu upload foto di Unsplash sudah sadar bahwa orang-orang bisa download foto disana dengan bebas dan gratis, pada dasarnya copyright sudah diserahkan ke Unsplash…

    Iseng hari ini melihat statistik di Unsplash karena ada banyak foto saya di Unsplash yang sudah didownload oleh berbagai macam orang. Saya gak dalam arti komplain atau gimana karena ya memang waktu upload foto di Unsplash sudah sadar bahwa orang-orang bisa download foto disana dengan bebas dan gratis, pada dasarnya copyright sudah diserahkan ke Unsplash dan ya Unsplash menyarankankan penggunanya untuk memberikan kontribusi balik dengan paling tidak menyertakan nama dan link ke profil Unsplash si fotografer.

    Di Unsplash ada statistik yang menunjukkan jumlah download, tapi saya penasaran bagaimana foto-foto tersebut digunakan setelah didownload. Jadi tiba-tiba kepikiran untuk melakukan Google Image Search untuk melihat website yang menggunakan foto saya.

    Pertama, gambar ini, cukup populer memang, berdasarkan statistik sudah dilihat sebanyak 32 ribu kali dan didownload 458 kali.

    Foto ini saya posting pertama di artikel Jungle Water World di blog ini, lalu saya post di Unsplash.

    Lalu saya lakukan Google Image Search, dan hasilnya lumayan banyak, dan terutama dari… Kumparan.

    Lucu aja, berita aslinya tentang waterpark di suatu daerah (Bekasi, Cilegon, Jakarta, Depok, Surabaya dll) padahal itu Waterpark di Samarinda tempat tinggal saya.

    Ya walaupun mereka menyebutnya sebagai ilustrasi saja 😀

    Tapi saya cukup okay saja karena ya seperti yang terlihat mereka menyebut nama dan sumbernya.

    Foto lain yang Kumparan pakai untuk artikel lain:

    Foto tersebut diambil dari Unsplash saya

    Sekali lagi, saya merasa baik-baik saja karena selain penyebutan nama dan sumber, ya untuk beberapa fotografer profesional, pastinya sangat disayangkan karena fotonya dipakai secara gratis, tapi saya bukan profesional dan dari awal sudah tau akan digunakan oleh user Unsplash, jadi ya sudahlah.. In fact, i bit little proud 😉

    fun fact: lakukan pencarian di Google dengan query

    inurl:kumparan.com "yoga sukma"

    atau klik disini https://www.google.com/search?q=inurl%3Akumparan.com+%22yoga+sukma%22

    Maka akan muncul banyak artikel padahal saya bukan penulis disana.

    So yea, bit little proud 😀

    Kalau yang ini malah agak unik, karena judul dan ilustrasi yang menggunakan foto AirAsia dari Unsplash saya dipakai dalam konteks evakuasi kerusuhan 😀

    Tapi walaupun begitu, ada banyak juga yang gak pakai mention balik dan malah diberi watermark 🥴

    Foto Indogrosir dari Unsplash

    Foto Timezone dari Unsplash

    Ini saya hanya mencari beberapa foto yang ikonik untuk saya, jadi gak nyari semua foto, dan saya juga menemukan beberapa dipakai di blog Medium (Medium otomatis mention nama fotografer), dan beberapa blog personal lain. Tapi ada juga yang dipakai untuk blog perusahaan dan malah jadi foto promosi produk dari si perusahaan.

    So untuk yang mau menggunakan foto dari Unsplash, mention lah sumber dan nama fotografer nya, sudah lah gak dapet fee, paling gak dapat mention nama kan lumayan 🙂

    Check juga akun Unsplash saya atau lihat halaman Foto-foto.

  • PocketTube

    Saya suka nonton YouTube, mungkin karena durasi yang tidak sampai berjam-jam, terus juga variannya lebih banyak dan sesuai apa yang saya tertarik, dan juga gak ada kewajiban untuk nonton berurutan dan non-skip seperti TV series, karena ya kalau gak urut atau skip-skip kehilangan plot cerita. Tapi ada 2 hal yang saya gak suka banget dari…

    Saya suka nonton YouTube, mungkin karena durasi yang tidak sampai berjam-jam, terus juga variannya lebih banyak dan sesuai apa yang saya tertarik, dan juga gak ada kewajiban untuk nonton berurutan dan non-skip seperti TV series, karena ya kalau gak urut atau skip-skip kehilangan plot cerita.

    Tapi ada 2 hal yang saya gak suka banget dari UX YouTube itu, seandainya ada pasti bakal lebih nyaman menggunakannya.

    1. Gak ada fitur kategorisasi, kalau di Twitter itu kan ada fitur “List”, jadi bisa kelompokin beberapa akun ke satu list, jadi kalau buka list itu maka isinya ya topik dan kategorinya sama, di YouTube sayangnya gak ada fitur ini, jadi lah halaman /subscription itu ya random berdasarkan waktu publikasi channel.
    2. Gak bisa autoplay video dari /subscription, jadi misal buka 1 video dari /subscription page, kalau mau nonton video berikutnya harus balik lagi terus klik video berikutnya, kalau gak gitu maka autoplay akan memankan video dari suggestion YouTube bukan urutan yang ada di halaman subscription.

    Ternyata ketemu ni, Google Chrome extension yang membantu menyelesaikan masalah saya ini, namanya PocketTube.

    Setelah di Install, kita bisa beri kategori untuk channel yang kita subscribe. Saya sudah membuat beberapa kategori, lalu masukkin channel ke kategori/group yang sesuai.

    *buset, Photography ada 96 channels!

    Setelah dimasukkan kedalam group, nantinya di halaman Subscription, akan ada list group yang sudah dibuat yang mana jika kita klik maka akan menampilkan video hanya dari kategori/group tersebut! jadi misal saya klik Photography, maka yang tampil hanya video Photography

    Praktis banget!

    Tidak berhenti disitu, disitu ada opsi untuk memainkan beberapa video sekaligus, maksudnya setelah play 1 video maka selanjutnya akan memainkan video setelah video tersebut, jadi bukan random suggestion dari YouTube!

    Asli ini enak banget sih.

    Kalau pengguna aktif YouTube mesti banget pakai extension ini, membantu banget.

    Masalah saya cuma di UI nya saja, jadi bloating itu, keramean karena ada list group/kategori. Lalu videonya juga jadi mepet-mepet, coba bandingin sama default YouTube dia ada jaraknya. Tapi ya itu masalah selera saja.