Memeriahkan HUT IGTKI (Ikatan Guru TK Indonesia) Kota Samarinda, diselenggarakan beberapa lomba untuk anak-anak TK, salah satunya ini fashion show ini yang bertempat di City Centrum. Menurut saya pribadi agak unik sih, karena syaratnya mesti menggunakan baju batik yang seragam! jadi sama semua penampilannya 😀 beberapa melakukan modifikasi tapi gak boleh macem-macem. Ini pertama kalinya…
Memeriahkan HUT IGTKI (Ikatan Guru TK Indonesia) Kota Samarinda, diselenggarakan beberapa lomba untuk anak-anak TK, salah satunya ini fashion show ini yang bertempat di City Centrum.
Menurut saya pribadi agak unik sih, karena syaratnya mesti menggunakan baju batik yang seragam! jadi sama semua penampilannya 😀 beberapa melakukan modifikasi tapi gak boleh macem-macem.
Ini pertama kalinya saya dan keluarga join acara seperti ini, dan ya agak takjub juga liat beberapa anak beneran seperti sudah biasa aja gitu, sepertnya memang beberapa bisa dibilang sudah biasa dan mungkin ‘pro’ untuk hal seperti ini.
Sayangnya saya sedikit kacau disini, karena dari beberapa foto yang saya ambil, malah foto anak dan temen-temennya sendiri yang gak layak posting karena nge-blur banget. Kombinasi dari anak-anak yang geraknya cepet banget, saya nya juga over-excited jadi gak stabil, dan juga kamera yang sepertinya gak cocok buat burst-shoot 😭.
Learnt something today, better to have 1 decent photo than multiple blurry photos 😭
Akhirnya sudah ditentukan, dan sudah dibeli juga, monitor pengganti Samsung G324 yang rusak kemarin, ini adalah monitor dari ViewSonic, ViewSonic VX2758A-2K-PRO-2. Sebenarnya saya bingung memilih, 1 monitor 2K, atau 2 monitor FHD 24 inch, karena mempertimbangkan kemudahan split screen beneran, kan enak tuh punya 2 monitor dimana 1 monitor dipakai untuk satu hal dan monitor…
Akhirnya sudah ditentukan, dan sudah dibeli juga, monitor pengganti Samsung G324 yang rusak kemarin, ini adalah monitor dari ViewSonic, ViewSonic VX2758A-2K-PRO-2.
Sebenarnya saya bingung memilih, 1 monitor 2K, atau 2 monitor FHD 24 inch, karena mempertimbangkan kemudahan split screen beneran, kan enak tuh punya 2 monitor dimana 1 monitor dipakai untuk satu hal dan monitor utama melakukan hal lain. Tapi saya lebih penasaran sama 2K, karena walaupun sudah lama, saya jujurnya belum pernah menggunakannya, so saya pilih yang 2K saja, dan hasilnya.. wah, mantap!.
Untuk monitor 2k pun ada beberapa pilihan yang saya target, salah satunya produk dari MSI ini, 27inch, 2K, dan refresh rate nya sedikit lebih rendah, cuma 100Hz, tapi karena saya bukan untuk gaming maka saya pikir bolehlah, lumayan jadi sedikit miring harganya, sayangnya stocknya gak ada, jadi oke pindah ke ViewSonic ini, yang mana spesifikasi kurang lebih sama, dengan refresh rate yang lebih tinggi, 170Hz.
Setelah pasang, saya langsung kerasa wah nya. Ya karena memang sebelumnya menggunakan monitor FHD 24 inch, begitu pakai 2K 27 inch langsung kerasa bedanya, instant!. Seperti dugaan saya, dari sisi entertaiment, karena saya sering menggunakan untuk menonton video, kerasa banget lebih jernih, smooth, luas dan halus. Dari sisi produktifitas juga improved banget, yang tadinya saya cuma bisa split 2 screen, sekarang bisa jadi 5 screen (3 screen, screen ke 3 dibagi 3 horizontal).
Tadinya ada sedikit masalah, entah color profile nya ngaco banget, warna nya kacau, dicobain ganti settingannya malah makin kacau, akhirnya bisa fix setelah di klik factory reset, hmm aneh.
Masalah lain adalah karena 2K, beberapa website jadi terlihat agak gak balance, kadang terlalu kekiri, kadang terlalu banyak white space, bahkan website ini juga tadinya sedikit kacau di halaman home, masalah responsif desain aja, bukan karena monitornya.
So ya mantap lah ini, worth banget upgrade nya. Cuma memang ya itu, 170Hz ini mungkin mediocre banget buat kebanyakan orang, tapi untuk saya ini berlebihan karena gak dipakai buat gaming juga, jadi sebenarnya refresh rate yang lebih rendah pun oke juga, dan bisa bikin harga lebih murah.
Diantara devices dari Apple, iPad adalah salah satu lini produk yang paling saya adore setelah MacBook. Saya ‘pernah’ punya dulu, versi lama sekali, waktu itu iPad masih sebatas smartphone versi layar lebih besar. Setelah mereka merilis versi “Pro” baru mulai terasa dimana iPad adalah salah satu workspace yang powerful dan sangat versatile. Tapi saya belum…
Diantara devices dari Apple, iPad adalah salah satu lini produk yang paling saya adore setelah MacBook. Saya ‘pernah’ punya dulu, versi lama sekali, waktu itu iPad masih sebatas smartphone versi layar lebih besar. Setelah mereka merilis versi “Pro” baru mulai terasa dimana iPad adalah salah satu workspace yang powerful dan sangat versatile.
Tapi saya belum sempat memiliki, instead saya pergi ke versi Android, ada Xiaomi Pad 5 yang menurut saya sudah merupakan fine piece of gadget yang saya harapkan dari sebuah tablet.
Salah satu permasalahan saya dengan iPad dari dulu adalah adanya semacam keterbatasan, semacam harusnya bisa nih gantiin laptop, tapi seperti no, gak akan bisa menggantikan laptop, bahkan setelah akhirnya keluar versi M4 ini yang mana super berkali-kali lipat powerfull dari iPad terakhir yang saya punya, tapi masih, ada batasan disana.
Secara hardware dan power, iPad Pro adalah top notch, gak diragukan lagi. Tapi sebagai programmer yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk koding, sangat terbatas sekali. Malahan, tablet Android saya tadi bisa dibilang lebih oke untuk keperluan koding, thanks toTermux.
Mungkin memang saya bukan target marketnya, saya bisa lihat untuk orang-orang yang lebih banyak menggunakan laptop untuk keperluan office, meeting, dan sejenisnya, iPad Pro akan banyak berguna karena sangat portable dan ringan, akan lebih mudah dibanding membawa laptop. Terus juga tentu saja, artist, designer, bahkan kalau ngeliat rilis tebraru M4 ini sepertinya video dan music editor juga akan terbantu dengan iPad ini. Layarnya yang oke banget, chipset yang responsif dan massive, GPU dan lainya, oke banget.
Tapi tidak untuk Programmer.
Padahal dengan chip M4, iPad powerfull banget, seperti sayang banget kalau gak bisa pakai buat keperluan koding, gak usah koding yang berat-berat deh, sesimple web programming saja susah, dan lagi ini bukan tentang hardware, ini software dan memang sepertinya bukan fokus Apple, Programmer mah stay di Mac line saja mungkin menurut mereka.
Walaupun begitu, dipikir-pikir lagi, dengan harga iPad sekarang yang lebih mahal dibanding MacBook base level, mungkin tetap akan susah sih, I mean, MacOS >>> iPad OS, mungkin itu juga yang jadi pertimbangan Apple, Programmer banyak maunya, perlu banyak kebebasan seperti Mac, gak seperti “Pro” lainnya yang gak perlu aneh-aneh, yang penting apps nya ada dan bekerja responsif maka ya udah beres.
Karena monitor saya rusak dan memang tidak bisa diperbaiki, maka ya saya akan membeli monitor baru. Jujurnya saya sangat awam dengan spesifikasi monitor, jadi saya berusaha mencari tahu informasi seputar monitor untuk menentukan monitor yang proper untuk keperluan saya. Tentu saja opsi pertama adalah YouTube Chanel GTID, saya surprise juga itu channel bisa fokus banget…
Karena monitor saya rusak dan memang tidak bisa diperbaiki, maka ya saya akan membeli monitor baru.
Jujurnya saya sangat awam dengan spesifikasi monitor, jadi saya berusaha mencari tahu informasi seputar monitor untuk menentukan monitor yang proper untuk keperluan saya.
Tentu saja opsi pertama adalah YouTube Chanel GTID, saya surprise juga itu channel bisa fokus banget bahas monitor doang. Saya belajar beberapa hal, tapi juga memunculkan beberapa pertanyaan lain. Berikutnya saya mengobrol dengan Gemini dari Google, AI dari Google untuk membantu saya mengerti beberapa hal untuk membantu saya memilih monitor sesuai kebutuhan.
Untuk full obrolan saya dengan Gemini, kamu bisa check disini. Pertanyaan yang saya tanyakan mungkin untuk sebagian orang adalah informasi dasar, tapi untuk saya, jawaban dari Gemini sangat mencerahkan saya yang awam ini..
Contrast Ratio
Salah satu monitor yang menjadi target saya, ternyata memiliki contrast ratio yang menurut saya rendah, 1000:1, yang mana beberapa monitor lain yang malah lebih murah, ternyata memiliki contrast ratio lebih tinggi, 3000:1. Ternyata contrast ratio ini dikarenakan perbedaan panel, IPS panel punya contrast ratio yang lebih rendah dibanding VA panel, walaupun IPS panel lebih mahal!.
Sebagai tambahan, contrast ratio mempengaruhi warna gelap dan terang, semakin tinggi contrast ratio artinya gelap dan terang dapat ditampilkan dengan lebih baik, jadi yang hitam akan makin hitam dan putih makin putih, saya suka ini! tapi…
Color Accuracy
Berikutnya adalah color accuracy, yang mana menurut saya dan Gemini, juga merupakan faktor yang sangat penting untuk menampilkan warna yang lebih baik. Dalam hal ini, panel IPS lebih akurat dalam menampilkan warna dibanding VA panel.
Color Accuracy vs Contrast Ratio
So menurut Gemini, color accuracy lebih penting dibanding contrast ratio. Saya juga sempat menanyakan hal yang sama pada ChatGPT, dan ya hasilnya sama, menurut ChatGPT, monitor dengan color accuracy yang baik pada akhirnya akan menampilkan gelap dan terang yang juga baik.
Jadi tentu saja, IPS panel lebih baik (dan memang seharusnya).
Refresh Rate
Salah satu faktor yang saya gak familiar padahal sangat mempengaruhi harga sebuah monitor, refresh rate.
Kebanyakan YouTuber dan reviewer membahas monitor yang memiliki refresh rate tinggi, diatas 150Hz! Monitor Samsung saya sebelumnya juga memiliki refresh rate tinggi, 165Hz. Masalahnya, saya tidak menggunakannya untuk bermain game! sebagian waktu saya untuk bekerja dalam hal ini programming yang mana gak butuh refresh rate tinggi, terus kadang edit foto simple di Lightroom, dan juga jadi media utama untuk nonton. Saya kira saya perlu untuk memiliki refresh rate yang tinggi untuk menonton video, tapi ternyata gak juga, 100Hz sudah lebih dari cukup.
Resolusi
Sebenarnya ini merupakan hal yang paling dasar dan paling awal, tapi saya sempet dibuat bingung, soalnya Xiaomi A27i murah banget! 27 Inch dengan resolusi Full HD! tapi saya melupakan 1 hal yaitu pixel per inch, dimana dengan layar 27 inch dengan Full HD mungkin oke-oke saja, tapi untuk saya yang sebelumnya menggunakan 24 inch Full HD, ini artinya akan berasa karena pixel yang sama di area yang lebih lebar, dan meja kerja saya tetap, jadinya akan tidak nyaman (diawal), apa ya istilahnya, jadi gak enak karena pixel nya jadi makin berjarak (susah banget bahasanya).
Kesimpulan
Jadi berdasarkan pengetahuan baru yang saya dapat, pada akhirnya saya akan memilih monitor dengan panel IPS (untuk color accuracy) dan100Hz (supaya lebih hemat, tapi tetap diatas kebutuhan). Sedangkan untuk resolusi ada 2 opsi: 2 x 24 Inch, Full HD atau 27 Inch, Quad HD aka 2K.
Ya, untuk resolusi saya masih menimbang-nimbang. Soalnya harga 24 inch full HD sekarang bisa dibilang murah banget, setidaknya dibanding Monitor Samsung saya dulu (mungkin karena refresh rate tinggi ya). Jadi dengan memiliki 2 monitor, akan lebih mudah untuk multitasking dan split screen nya, tapi dilain sisi, 2K juga menarik! bisa dibilang jadi upgrade dan new user experiences untuk saya yang sebelumnya Full HD doang.
Mengantar monitor saya yang flickering kemarin ke Samsung service center. Setelah dicheck katanya sudah ga bisa dibaikin, jadi beneran ganti internal LCD yang mana ya sesperti harga baru. So ya ga jadi, sepertinya saya beli monitor baru lain saja.
Mengantar monitor saya yang flickering kemarin ke Samsung service center. Setelah dicheck katanya sudah ga bisa dibaikin, jadi beneran ganti internal LCD yang mana ya sesperti harga baru.
So ya ga jadi, sepertinya saya beli monitor baru lain saja.