• Hello world

    Sudah lama saya pengen punya halaman khusus untuk tipe short post, semacam microblog, semacam Twitter sebelum diambil alih oleh egomaniac manchild rich boy. Jadi ya Selamat datang di /updates tempat saya posting obrolan yang lebih random dan lebih singkat, jadi super gak jelas 😉

    Sudah lama saya pengen punya halaman khusus untuk tipe short post, semacam microblog, semacam Twitter sebelum diambil alih oleh egomaniac manchild rich boy.

    Jadi ya Selamat datang di /updates tempat saya posting obrolan yang lebih random dan lebih singkat, jadi super gak jelas 😉

  • Halo, 2024

    Setelah semingguan sibuk ngurusin migrasi data, akhirnya sempat untuk melanjutkan tren tahunan di blog ini, annual review dan goal di tahun ini. Seri post seperti ini sudah berjalan dari tahun ke tahun: Tapi sebelum menuju 2024, balik ke 2023 dulu. 2023 Kalau ditanya apakah tahun 2023 saya sukses? maka jawabannya, ya, berjalan sesuai rencana, yang…

    Setelah semingguan sibuk ngurusin migrasi data, akhirnya sempat untuk melanjutkan tren tahunan di blog ini, annual review dan goal di tahun ini. Seri post seperti ini sudah berjalan dari tahun ke tahun:

    Tapi sebelum menuju 2024, balik ke 2023 dulu.

    2023

    Kalau ditanya apakah tahun 2023 saya sukses? maka jawabannya, ya, berjalan sesuai rencana, yang mana rencananya adalah hidup slow, no expectation, no pressure. Saya ingin menjalani hidup kalem saja. Bukan tanpa alasan, ini karena sebelumnya agak jungkir balik.

    Tahun 2020-2021 itu agak complicated, dan tahun 2022 sedang beradaptasi bukan cuma dengan kantor baru, tapi beneran gaya hidup baru yang tadinya freelancing jadi 9-5 staff, banyak banget yang berbeda, jadi di 2023 ini pengennya lepas aja tanpa pressure dan ekspektasi mesti gimana-gimana.

    Jadi selain rutinitas kerja, termasuk 2 projek yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir, saya gak lagi fokus mikirin, iseng, dan kerja sama bikin produk atau sejenisnya, bahkan sama sekali gak follow up trend atau apapun yang lagi ramai di kalangan temen-temen kreatif lagi bikin ini itu. Beneran “bodo amat”.

    Tahun ini saya juga punya kesempatan untuk mengajak keluarga pergi ke Malang selama 10 hari. Kerasa banget perbedaan dibanding series jalan-jalan sebelumnya, dimana sekarang jadi agak susah karena mesti nunggu anak libur sekolah, yang ternyata gak panjang-panjang amat liburnya, dan kalau anak libur, maka kemana-mana jadi rame dan juga kena harga peak season untuk segalanya (penginapan, tempat wisata, pesawat), jadi ya kena charge lebih. Sudah gitu saya juga mesti nyari cuti dan gak boleh diambil dalam sekali waktu juga, jadi terbatas waktunya. Semua agenda perjalanan dipepetin pokoknya biar semua tujuan tercapai, Alhamdulillah, bisa bertemu dengan keluarga yang belum sempat ketemu sebelumnya, ketemu senior saya, dan masih sempat pergi keliling jatim park 🙂

    Belakangan saya juga mulai suka foto, dari dulu sebenarnya, tapi sekarang jadi lebih tertarik, bahkan sekarang blog ini punya halaman khusus /photos sendiri. Masih jauh dari kata “photographer”, bahkan kamera juga masih pakai smartphone doang, tapi ya seneng aja.

    Saya juga mulai aware sama kesehatan badan, mulai mengurangi konsumsi gula, sudah berhenti kopi instan, yang mana dulunya bisa tiap hari, diganti dengan kopi bubuk + susu gak tau itu lebih baik atau sama aja :). Terus juga mulai workout dan joging, walaupun cuma 2 bulan ngegym 😀 sekarang beli dumbells sendiri niatnya biar bisa lebih leluasa di rumah.

    2024

    So 2024 goalnya apa?

    Jujurnya, slow life style 2023 itu walaupun menenangkan tapi juga agak bikin kuatir, takut terlena dan jadi keterusan, karena as programmer, perlu banget untuk tetap improve dan sharp.

    Selain itu juga, pengalaman yang sudah-sudah sih saya gak pernah lebih dari 3 tahun dalam 1 perusahaan yang sama, dan berhubung 2024 ini adalah tahun ke 3 saya, saya kuatir tahun depannya saya akan mulai bosan atau kantor yang bosan sama saya 🙂 so mesti aware dan siap-siap sih.

    Juga belakangan saya ketemu artikel ini https://www.robinsloan.com/notes/home-cooked-app/ intinya si author bikin aplikasi untuk kebutuhan sendiri dan keluarga, just it, gak ada fitur berlebih atau gimana-gimana, bener-bener memasang diri sendiri dan keluarga sebagai target market. Artikel ini menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama, i should just write any apps, sama seperti orang yang memasak masakan sendiri di rumah setelah makan di luar, atau tukang bangunan yang modif rumahnya sesuai keebutuhan, saya pun harusnya bisa melakukan hal yang sama dalam bentuk aplikasi, kalau ada keresahan atau kebutuhan akan suatu hal yang bisa diselesaikan secara digital, saya akan berusaha bikin sendiri apps nya, bahkan kalau sudah ada apps nya bisa jadi tetap dicoba bikin sendiri karena pastinya secara fitur akan lebih sesuai dengan kebutuhan saya pribadi, dan semua itu dilakukan tanpa harus memikirkan monetasi, pure self interest.

    Mungkin itu bisa membantu saya tetep improve dan sharp dan siap kalau nanti tahun depan sudah stuck dan bosan ditempat kerja yang sekarang.

    Selain itu saya juga ingin lebih konsisten dan disiplin untuk workout, paling tidak bisa menjaga badan tetap fit, syukur-syukur bisa bentuk body 😉 dan juga mengeksplore hobi dan skill baru diluar dunia tech.

    Adapun target lain, saya prefer disimpan sendiri 😉

  • Bengkuring Playground

    Kali kedua kesini, mungkin bakal sering kesini karena memang dekat dari rumah.

    Kali kedua kesini, mungkin bakal sering kesini karena memang dekat dari rumah.

  • Zoho Mail

    Masih seputar migrasi dari Google Workspace, kalau storage sudah fix lah pakai kerabatnya sendiri, Google One, berikutnya 1 fitur yang jadi alasan utama saya menggunakan Google Workspace, email dengan domain pribadi. So, sudah jelas yang paling pertama mencari alternatif yang ada dulu. FastMail & ProtonMail saya bisa bilang adalah pilihan paling nyata. Sudah terkenal dikalangan profesional…

    Masih seputar migrasi dari Google Workspace, kalau storage sudah fix lah pakai kerabatnya sendiri, Google One, berikutnya 1 fitur yang jadi alasan utama saya menggunakan Google Workspace, email dengan domain pribadi. So, sudah jelas yang paling pertama mencari alternatif yang ada dulu.

    FastMail & ProtonMail saya bisa bilang adalah pilihan paling nyata. Sudah terkenal dikalangan profesional terutama yang peduli banget sama perlindungan data pribadi. Setelah membaca review dan melihat apa yang mereka tawarkan, let’s just say ya bener pilihan bagus, just saya bukan target market nya sepertinya, so saya skip saja untuk kali ini.

    iCloud Mail dari Apple tentunya, mereka punya iCloud+ dan bisa dibilang ini macam Google One untuk Android tapi versi Apple nya. Saya kaget karena harganya murah, Rp. 15k doang! dibawah harga Google One, tapi memang storage nya cuma separo (50GB), tapi sudah include dengan custom domain untuk email!

    Saya pun sudah subscribe untuk iCloud+ ini, tapi setelah subscribe saya langsung menyesal dan gak dipakai karena ternyata custom domain cuma bisa dipakai di aplikasi Mail bawaan Apple (di Mac atau iPhone) atau juga di versi web nya saja. Berhubung device Apple saya hanya Macbook, jadi ya susah buat operasional harian. Kalau menggunakan non Apple device, maka cuma bisa menerima email dari custom domain, tapi gak bisa buat ngirim email karena kalau dipakai ngirim email akan balik ke email dari icloud.com. Sayang banget, tapi ya itu mungkin trik dari Apple karena harganya sudah kelewat murah, jadi di lock di device mereka saja.

    Alternatif lain juga banyak sebenarnya, termasuk provider lokal. Rasanya setiap hosting provider pasti punya layanan email server juga. Tapi email server itu tricky banget, bukan cuma dari sisi teknikal, tapi juga dari sisi reputasi, karena gak jarang email dari provider gak jelas bisa masuk ke spam si penerima, dan parahnya kita gak tau masuk spam apa tidak, cuma bisa ngirim email dan gak dibales-bales ternyata penerima gak liat karena email sudah masuk spam duluan. Gmail tu yang paling sering.

    Makanya nyari email provider juga yang agak punya nama lah. Saat ini saya menjatuhkan pilihan ke Zoho Mail, ya setau saya Zoho kan bigbrand ya, masa iya kena spam juga.

    Zoho Mail

    Zoho Mail ini bisa dibilang murah sih, Rp. 15k per bulan tapi bayarnya mesti pertahun. Ada paket free nya, dengan beberapa batasan, paling kerasa sih gak dikasi akses IMAP, jadi cuma bisa baca email dari aplikasi Zoho Mail nya, mirip sama iCloud+, bedanya aplikasi Zoho ada di Android dan iOS jadi bisa untuk semua user.

    Saya masih tahap percobaan, mungkin sebulan ini, untuk melihat gimana efeknya, apakah baik-baik saja, bakal kena spam atau gimana, dan akan upgrade ke paid plan lah ini supaya bisa dapet akses dan bisa dipakai di Thunderbird desktop. Saya juga gak tau apakah mereka membedakan server email untuk free user dan paid plan, karena mestinya iya, dan kalau bener maka ya balik lagi bisa jadi free user dapat prioritas rendah dan mungkin kena spam?

    Kalau ini lancar, berarti perbulan saya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 25k (Google one) + Rp. 15k (Zoho Mail) = Rp. 40K untuk dapat email pribadi + 100GB storage, jauh lebih murah dibanding pake Google Workspace sebelumnya Rp. 96k yang dapat 30GB storage dan gak cukup dan mengharuskan saya upgrade ke paket yang super besar Rp. 190k untuk 2TB storage.

    Jadi ada uang lebih untuk borong domain buat sideproject yang gak kelar-kelar