• Mandiri Livin

    Lanjut lagi review bank digital lain, setelah Bank Jenius dan Bank Jago kali ini Bank Livin Mandiri. Baru awal bulan ini sih mendaftar jadi nasabah, jadi mungkin belum banyak pengalaman. Sebenarnya untuk daftar dan menggunakan Mandiri Livin (berikutnya kita sebut Livin saja ya), itu mudah bisa full via aplikasi, tapi…

    selanjutnya

    Lanjut lagi review bank digital lain, setelah Bank Jenius dan Bank Jago kali ini Bank Livin Mandiri. Baru awal bulan ini sih mendaftar jadi nasabah, jadi mungkin belum banyak pengalaman.

    Sebenarnya untuk daftar dan menggunakan Mandiri Livin (berikutnya kita sebut Livin saja ya), itu mudah bisa full via aplikasi, tapi karena saya kuatir paket pengirim kartu nyasar (karena uda sering bank kirim nyasar), jadi saya minta dikirim kartu ke kantor cabang terdekat, dan ketika saya ambil disana prosesnya beneran seperti bank konvensional dimana mesti ngantri CS, ngisi form ini itu, ngobrol ama CS, sungguh sebuah pengalaman yang sudah lama banget gak saya rasakan karena ya selama ini sudah gak pernah melakukan “hal fisik” seperti ini untuk perbankan.

    Setelah beres, saya menyimpulkan ada beberapa hal kelebihan dari Mandiri Livin yang saya suka.

    Aplikasinya bagus

    Aplikasi banking terutama kalau dari bank big 4, biasanya biasa banget dan cenderung kaku, Aplikasi Livin bagus sih, cepet dan seger aja, modern lah.

    Merasa aman (sepertinya)

    Untuk login ke aplikasi Livin dari device lain, perlu beberapa verifikasi:

    1. nomor di kartu debit fisik
    2. Tanggal lahir
    3. Selfie / Face recognition
    4. Password
    5. PIN

    Buset, banyak banget coba, jadi secara teori, kalau kartu debit fisik mu disimpan di rumah secara aman, maka gak akan bisa tuh akun Livin mu dijebol, karena yang tau cuma kamu sendiri, dan gak bisa ditebak.

    Dengan begitu saya merasa lebih aman saja tanpa harus mengurangi kenyamanan pengguna. Selain itu setelah berhasil login, maka aplikasi di device lain akan logout, jadi seandainya smartphone saya hilang, saya tinggal login di device lain dan otomatis Livin di smartphone yang hilang langsung logout, jadi aman.

    Pilihan Investasi

    Jujurnya ini salah satu alasan kenapa saya menggunakan Livin, supaya semuanya terpusat di 1 login, dan sudah bisa terintegrasi dengan berbagai pilihan Investasi di Mandiri, seperti Saham, Reksdana, Obligasi Pemerintah dan bahkan Obligasi swasta! Jadi tidak tercerai berai.

    Customer Support

    Saya juga suka fakta bahwa Customer Support untuk Livin ini ya Customer Support dari Mandiri, jadi ya terjamin lah layanannya, tidak seperti Blu dari BCA misalnya, itu seperti anak tiri karena terpisah dari bank induknya, atau seperti Bank Jago, yang lambat dan kurang serius sepertinya.

    Biaya Bulanan Murah

    Beberapa menganggap ini kekurangan, karena ya bank digital umumnya gratis, tapi saya menganggap tidak, bank digital juga perlu biaya maintenance jadi ya saya gak masalah, terlebih karena ya biaya nya murah, cuma Rp. 5,000 sebulan, jadi ya sudah lah. Daripada dikasi gratis tapi Customer supportnya gak serius, malah bikin sakit hati.


    Itu aja sih sebenarnya kelebihannya, kalau dibandingkan dengan kelebihan dari Bank Jenius atau Bank Jago kemarin, ya kerasa Mandiri Livin ini biasa aja dan gak ada fitur atau layanan yang inovatif.

    Di sisi lain, dari sisi kekurangan, banyak yang saya rasakan kurang. Tapi saya rasa ini karena ya sudah terbiasa dengan 2 bank digital lain tadi sehingga ketika masuk ke Mandiri Livin walaupun juga disebut bank digital tetap kerasa kaku dan konvensionalnya.

    Ada biaya transfer dan ATM

    Nah ini, di kedua bank digital yang sebelumnya saya review itu pada ngasi gratis, dan saya sudah 8 tahun dengan sistem seperti itu, begitu sekarang disuruh bayar jadi… kerasa.

    Tabungan Valas USD

    Sebelumnya saya menggunakan tabungan Valas di Jenius, dan seperti saya bilang di postingan sebelumnya, di Jenius gak dikenai potongan, dapet kenaikan dari selisih valas, dan malah dapat bunga.

    Di Livin, itu gak, jangankan dapat bunga, yang ada perbulan kena potongan $1, belum bermasuk biaya kalau rekening pasif maka kena tambahan biaya $1 lagi, terus kalau dibawah saldo minimum, kena lagi $5, dan itu diluar biaya admin Rp. 5000 tadi, so kecuali memang perlu dan pakai banget valas untuk transaksi harian, rasanya kalau cuma buat nabung ya rugi yang ada karena ya potongannya kerasa besar dibanding kenaikan dolar atau rupiah.

    Sukha

    Saya ngerti sih, ini Mandiri Livin pengen jadi SuperApp, makanya ada Sukha untuk semua urusan eksternal dan promo-promo, tapi jadinya terlalu ganggu.

    Contoh:

    Sebenarnya kemarinnya ada lagi notifikasi tentang zombie yang saya sama sekali gak ngerti.

    Ganggu, asli. Saya mengira pengguna Livin itu Pro lah, orang serius, karena kalau gak ya mending pakai bank digital lain yang lebih banyak kasi promo. Jadi sebagai user “Pro” saya pikir notifikasi seperti ini gak guna dan cenderung ganggu banget, mana gak bisa dimatiin, kalau saya matiin notifikasi maka saya gak akan dapat notifikasi dana masuk atau notifikasi keamanan.


    Itu saja yang saya rasakan selama pemakaian 1 bulan ini, dan sepertinya saya mungkin akan bertahan menggunakan Livin untuk keperluan tabungan (selain tabungan valas) dan investasi karena ya saya merasa lebih aman dari sisi aplikasi, customer support dan nama besar Mandiri, tapi kalau untuk keperluan transaksi harian mending pakai bank digital lain deh, lebih fleksibel dan murah.

  • Wednesdate

    Wednesdate

    selanjutnya

  • Bank Jago

    Lanjutan dari Bank Jenius, sejak beberapa bulan Saya akhirnya mencoba Bank Jago dan menurut saya sih okay saja, yang membuat menarik karena ada banyak integrasi dengan Bibit, StockBit, dan GoPay dan lainnya, tapi ada juga yang menurut saya kurang. Beberapa hal yang menurut saya kelebihan dari Bank Jago. Bebas biaya…

    selanjutnya

    Lanjutan dari Bank Jenius, sejak beberapa bulan Saya akhirnya mencoba Bank Jago dan menurut saya sih okay saja, yang membuat menarik karena ada banyak integrasi dengan Bibit, StockBit, dan GoPay dan lainnya, tapi ada juga yang menurut saya kurang.

    Beberapa hal yang menurut saya kelebihan dari Bank Jago.

    Bebas biaya transaksi dan Bebas Tarik ATM

    Ini sama sih seperti Bank Jenius, free untuk transfer dan bebas tarik, jadi sangat membantu dan memudahkan dalam penggunaanya.

    Kantong Tabungan

    Fitur ini sama seperti Flexy Saver dari Bank Jenius, dimana kita bisa bikin kantong seperti misalnya dana pendidikan, dana kesehatan, dana renovasi rumah, bedanya Bank Jago punya 60! (Jenius cuma 3), itu sudah jauh lebih dari cukup. Malah, bisa share kantong dengan akun Jago lain jadi bisa share bareng istri atau temen.

    Koneksi ke GoPay

    Saya menggunakan GoPay untuk segala keperluan transaksi terutama Qris, dan GoPay bisa langsung konek ke Bank Jago, jadi gak perlu topup, langsung tarik, ini membuat lebih praktis.

    Rasanya itu aja sih, dibandingkan Jenius bisa dibilang kurang lebih saja, tapi punya lebih banyak kuota free transfer dan kantong tabungan jadi lebih fleksibel.

    Bebas biaya admin

    Untuk beberapa orang terutama orang-orang yang migrasi dari Bank Jenius, ini masuk kategori kelebihan Bank Jago, tapi menurut saya ini area abu-abu. Soalnya bisa jadi ini masih masa promo, sama seperti Jenius, akan ada masanya ini berakhir dan menarik biaya bulanan. Selain itu, justru saya merasa aneh kalau terus-terusan bebas biaya, karena ya tentu saja ada biaya yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini, kalau bebas biaya maka bagaimana mereka menutup pengeluaran pemeliharaan sistem?


    Tapi walaupun begitu, ada banyak juga yang saya rasa sebagai kekurangan dan menurut saya personal cukup krusial.

    Support nya lambat

    Ini yang paling pertama, dan paling ganggu buat saya, karena ya kita ingin mempercayakan Bank Jago untuk menyimpan uang, tapi kalau ada masalah dan support nya lambat ya jadi kuatir juga.

    Pengalaman saya, saya pernah mengirim email pertanyaan pagi hari, dijawab template mesin besok malamnya, itu baru template, belum resolusi. Atau ketika saya telepon saya disuruh kirim via email saja.

    Jadi mungkin ini akibat dari Bebas biaya bulanan tadi, Tim Support nya gak banyak atau ya kurang gercep. Ini redflag banget buat saya.

    Multi Device

    Aplikasi Bank Jago bisa digunakan dibanyak device dalam waktu bersamaan, jadi waktu login aplikasi di gadget lain, perlu approval dari gadget yang sudah login, setelah itu dua gadget tersebut bisa digunakan bersamaan.

    Ini bisa dibilang kemudahan, tapi juga bisa jadi kelemahan karena hacker bisa saja mengakses atau menggunakan phising untuk mengelabui target untuk memberikan approval agar hacker bisa login di device mereka.


    Selebihnya gak ada sih, itu saja kekurangan dan kelebihan yang saya rasakan, menurut saya Bank Jago sudah enak ini untuk keperluan penyimpanan uang atau perbankan dengan hanya menggunakan aplikasi, tapi jujurnya dua kekurangan tadi diatas membuat saya agak ragu sih, jadi saya juga gak menyimpan banyak uang di Bank Jago, hanya secukupnya uang belanja saja, gak berani untuk beneran tabungan.

  • Bank Jenius

    Sepertinya saya sudah jadi nasabah Bank Jenius itu sekitar 7-8 tahun lalu deh, waktu itu masih belum populer istilah “Bank Digital”, dan kalau gak salah memang tidak ada bank lain yang full digital seperti Jenius pada masa itu. Sebagai “Anak IT” tentunya saya tertarik mencoba, dan akhirnya nyaman dan jadi…

    selanjutnya

    Sepertinya saya sudah jadi nasabah Bank Jenius itu sekitar 7-8 tahun lalu deh, waktu itu masih belum populer istilah “Bank Digital”, dan kalau gak salah memang tidak ada bank lain yang full digital seperti Jenius pada masa itu.

    Sebagai “Anak IT” tentunya saya tertarik mencoba, dan akhirnya nyaman dan jadi berhenti dari bank besar Indonesia dan memindahkan semua uang ke Bank Jenius, istri saya juga melakukan hal yang sama, jadi Bank Jenius sebagai bank utama.

    Jadi anggap saja ini adalah review setelah penggunaan selama durasi itu.

    Ada beberapa ‘fitur’ dan kelebihan yang suka dari Bank Jenius.

    Flexy Saver

    Ini fitur yang bikin dari awal saya suka banget, dan masih menyayangkan karena bank lain terutama yang top 4 masih belum punya fitur ini. Pada dasarnya fitur ini semacam kita bisa bikin folder atau kantung, misal saya buat kantung uang pendidikan, uang kesehatan, uang renovasi dan uang yang masuk kantung tersebut tidak akan tercampur dengan uang utama.

    Bebas Transfer

    Ini sudah dari awal dulu, waktu yang lain masih kena biaya Rp. 7.000, lalu ada BI-fast, sehingga lebih murah jadi Rp. 2,500, Jenius masih memberi gratis transfer sampai sekarang.

    Bebas tarik ATM

    Ini juga paling kerasa, saya gak pernah ngantri mesin ATM, jadi kalau ada antrian yang super panjang, saya tinggal ke mesin ATM sebelahnya gak peduli bank apa, saya bisa narik gitu aja. Juga kalau lagi dijalan, gak perlu pusing nyari ATM mana aja bisa, gak pilih-pilih.

    Tabungan Valas

    Ini baru saya ikutin 3 tahun terakhir, selain nabung rupiah, saya juga nabung USD, saya cek bank lain (mandiri), untuk nabung valas USD kena biaya $1 per bulan, lah ini Jenius gratis + dikasi bunga pula + masih dapat selisih USD-IDR, sinting mah.

    Lounge ala VIP

    Kalau terpaksa harus pergi ke kantor cabang, pelayanannya ala prioritas, gak tau kenapa. Jadi gak masuk ke kantor BTPN tapi selalu diarahin ke BTPN Sinaya dan didalamnya ya duduk santai, sepi, berasa VIP.

    Kartu Kredit

    Saya akhirnya punya kartu kredit, pertama kali, dan dari Jenius. Limitnya besar pula, walaupun saya gak tau kenapa besar, padahal orang-orang lain saya liat mengalami masalah untuk minta naik karena limitnya kecil, sedangkan saya gak minta sudah dikasi besar, lebih besar dari total dana di akun saya.


    Walaupun begitu, dari yang saya baca di sosmed dan komunitas, gak sedikit juga yang gak suka sama Jenius, beberapa hal yang menurut sebagaian orang adalah kekurangan Bank Jenius.

    Gampang di Hack

    Ini gak bisa dihindari, citra ini terlanjur ada karena ya Jenius bisa dibilang cukup awal bikin bank digital, kemajuan yang gak dibarengin dengan kepedulian keamanan digital. Setiap kejadian hack yang saya ikutin dan pantau pasti seputar pengguna memberikan email, password dan OTP ke orang atau website yang gak jelas, jadi lah dibobol mau gimanapun keamanan Jenius.

    Sekarang Jenius sudah berbenah, semua fitur kenyamanan dimatiin, jadi gak bisa lagi pakai website banking gak bisa multi device, tapi jadinya jadi super aman. foolprof lah.

    Biaya Layanan (Feesible)

    Ini juga jadi salah satu yang paling ramai dan bikin banyak migrasi ke bank digital lain beberapa tahun lalu. Feesible intinya biaya admin bulanan yang mana sama saja dengan bank-bank lain, tapi jadi masalah di Jenius karena selama bertahun-tahun mereka kasi gratis, jadi begitu dihapus subsidinya, langsung pada protes.

    Di saya sendiri Feesible sebesar Rp. 10,000 per bulan itu gak masalah karena ya fiturnya ada banyak yang dikasi + bunga atau interest yang saya dapat cukup untuk nutupin biaya admin tersebut, jadi ya pada dasarnya saya gak bayar juga.


    Itu tadi versi kekurangan Bank Jenius versi orang lain yang cukup ramai di dunia maya, yang mana menurut saya bukan kekurangan atau ya gak masalah lah di saya.

    Tapi, ada juga beberapa hal yang saya gak suka atau kekurangan Bank Jenius versi saya.

    Kebanyakan promo!

    itu sehari berapa kali notifikasi aplikasi Jenius kasi promo ini itu, mending kalau banyak, promo receh padahal tapi push terus. Saya sih berharapnya sebagai aplikasi banking, diem coba, cukup beri notifikasi yang penting saja, jangan suruh saya belanja.

    Sales Flexy Cash

    Flexy cash itu fitur pinjaman, kredit lah intinya. Ini salesnya rajin tiap beberapa hari nelpon, bahkan kalau ditolak panggilannya nanti beberapa jam nelpon lagi. Sudah bilang gak tertarik masih nelpon terus. Cukup ganggu tau.

    Flexy Saver

    Tadi sebelumnya saya bilang Flexy saver ini sebagai kelebihan dari Bank Jenius, tapi masalahnya cuma bisa 3 kantong, ya ini lebih banyak sih dibanding bank lain karena yang lain gak ada, tapi 3 terbatas eh, saya gak masalah mesti bayar lagi buat dapat ekstra kantong. Belakangan saya liat Bank Jago dan Blu juga punya dan lebih banyak.

    Ganti Nama

    Jadi untuk melakukan transfer, orang-orang perlu memilih bank tujuan BTPN untuk transfer dana ke saya, belakangan BTPN berubah nama jadi SMBC. Masalahnya, saya liat beberapa aplikasi banking masih pakai BTPN, ada juga yang sudah SMBC, jadi gak konsisten, lebih parah lagi karena ada BTPN syariah, jadi ada juga tuh orang yang mengira saya menggunakan BTPN syariah karena itu satu-satunya BTPN (harusnya SMBC), jadi gak pasti, jadi susah memberi tahu orang yang mau transfer dana ke saya.

    Kantor Cabang Jarang

    Ini kerasa kalau tidak tinggal di kota besar, kantor cabangnya jarang dan jauh, jadi untuk beberapa urusan yang perlu datang agak ribet. Tadi saya bilang ATM nya mudah, itu untuk menarik dana, tapi untuk masukin dana gak bisa, saya mesti ke kantor cabang untuk setoran langsung, padahal jauh.


    Tapi itu saja sih masalahnya walaupun annoying tapi ya biasa aja sih, sudah sekian tahun jadi sudah maklum jatuhnya.

    Sementara ini seluruh dana cash masih di akun Bank Jenius, tapi sejujurnya saya mulai mempertimbangkan alternatif lain.

  • Into the Night

    Movie Night kali ini nyelesein series Into the Night. Tadinya dapat series ini secara gak sengaja, nonton 1-2 episode awal dan saya suka nih series begini-begini, tentang dunia yang mau hancur karena bencana alam, sci-fi, doomsday gitu-gitu. Premisnya, matahari sedang dalam situasi langka dimana sinar matahari bisa membunuh mahluk hidup,…

    selanjutnya

    Movie Night kali ini nyelesein series Into the Night.

    Tadinya dapat series ini secara gak sengaja, nonton 1-2 episode awal dan saya suka nih series begini-begini, tentang dunia yang mau hancur karena bencana alam, sci-fi, doomsday gitu-gitu.

    Premisnya, matahari sedang dalam situasi langka dimana sinar matahari bisa membunuh mahluk hidup, dan merusak nutrisi makanan. Jadi cara tokoh-tokoh utama bisa bertahan hidup adalah dengan mengendarai pesawat dan terus pergi ke barat untuk tetap bertahan di zona malam, agak absurd memang, tapi ya lumayan lah.

    Season 1 nya menarik, mereka masih berkelahi dengan tema utama series ini, Season 2 mulai sedikit boring karena mereka fokus berkelahi dengan komunitas lain yang sejujurnya ini premis klasik banget, jadi inget The 100.

    Terus setelah season 2, ternyata gak ada season 3 dong! aduh asli kecewa, sudah investasi waktu sebanyak itu, masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, eh selese gitu aja, season 3 nya gak ada.

    Langsung aja pergi ke Reddit cari pembahasannya, dan ternyata mereka bikin sejenis Spinoff series lain yang menceritakan kedaan yang sama dari POV berbeda dan judul berbeda, yaitu Yakamoz s-245.

    Sedikit mengobati rasa penasaran, tapi ya tetep, tidak menjawab seluruh pertanyaan dari series aslinya, malah bikin beberapa pertanyaan baru. Untung aja saya ketemu judul series spin off ini.

    Rating: 3.5 dari 5

    Saya pengen banget kasi 4, tapi karena gantung dan gak ada info terkait season selanjutnya, jadi males banget rekomendasi series ini, takut kecewa ntar.

  • Gadget Time untuk anak

    Sebagai “Anak IT” saya memang gak terlalu sreg dengan memberikan gadget dan membiarkannya berselancar di Internet sesukanya, apapun alasannya. Tapi saya akui saya juga memberikan jatah gadget time atau screen time ke anak-anak saya, masing-masing 1 jam, per hari, biasanya sore hari setelah tidur siang sepulang sekolah. Oh, anak saya…

    selanjutnya

    Sebagai “Anak IT” saya memang gak terlalu sreg dengan memberikan gadget dan membiarkannya berselancar di Internet sesukanya, apapun alasannya.

    Tapi saya akui saya juga memberikan jatah gadget time atau screen time ke anak-anak saya, masing-masing 1 jam, per hari, biasanya sore hari setelah tidur siang sepulang sekolah.

    Oh, anak saya ini umur 9 dan 6 tahun.

    Saya lupa tepatnya kapan ini dimulai, tapi syukurnya anak-anak taat aturan, jadi ya beneran ketika jamnya ya mereka nagih, dan setelah lewat mereka menyerahkan gadgetnya (gadget saya juga sih, yang mereka pinjem).

    Mereka sempat mempertanyakan, sering malah, kenapa anak lain bisa main suka-suka, bahkan ada yang punya gadget sendiri, jawaban saya dan istri selalu sama, bahwa (1) setiap rumah punya aturan sendiri, dan rumah ini aturannya begitu, dan (2) kami bilang bahwa kami merasa anak-anak tidak boleh terlalu banyak main gadget karena bisa bikin sakit mata (karena terlalu dekat), sakit telinga (karena gak denger kalau dipanggil), dan suka menangis kalau disuruh berhenti, jadi sekalian gak usah saja.

    Untungnya, mereka menerima alasan dan jawaban kami 😀

    Lalu beberapa hari lalu ada diskusi lagi mereka dan istri, yang mana intinya Istri saya menjelaskan ke mereka bahaya dari kecanduan gadget dan konten yang gak baik yang bukan untuk anak-anak.

    Tiba-tiba, si anak mengadakan diskusi sendiri, dan mereka mengajukan usul untuk mengurangi jatah screen time, jadi 1 minggu main (tetep 1 jam perhari), lalu 1 minggu gak main.

    Saya dan istri cuma ketawa sih, emang iya bisa bertahan gitu? tapi ya kami iyakan saja karena ya usul yang positif juga lagian.

    Eh ternyata bener, mereka bertahan, padahal kondisi lagi libur sekolah, yang artinya mereka seharian di rumah. Ada saja yang mereka lakukan, mewarnai, menggambar, baca dan bikin komik, rumah berhamburan.. sebagaimana harusnya rumah yang aktif.

    Saya jadi kaget karena ya mereka beneran menjalankanya! saya sungguh tidak mengiranya.

    Setelah 1 minggu berlalu beneran gak pegang gadget, mereka mengusulkan lagi, melakukan revisi kontrak, karena ternyata 1 minggu itu kelamaan 😀 jadi usulnya adalah 1 hari pegang gadget (1 jam), 1 hari lagi tidak sama sekali.

    Lagi-lagi saya dan istri ya hanya mengiyakan 😉

    Ya mereka menjalankan lagi prinsip mereka dengan baik. Saya sampai kasihan dan terharu.

    Sebagai gantinya, saya juga menyiapkan beberapa kegiatan untuk mengganti waktu yang biasanya digunakan untuk bermain gadget, karena ya kalau kamu ingin mengubah habit buruk maka gak bisa cuma disuruh stop dan berhenti, mesti dicarikan kegiatan dan habit lain yang lebih baik supaya habit buruk tadi terlupakan.

    Jadi tiap 2 hari sekali saya mengajak anak-anak untuk main keluar, ke taman, joging, dan atau kegiatan fisik lain diluar sana.

    Baru 1 minggu sih, jadi masih fase bulan madu, masih asik dan seru, semoga bisa bertahan untuk waktu yang lama.

    Jadi ya untuk saat ini berhasil menggantikan waktu yang harusnya habis didepan layar jadi kegiatan fisik diluar ruangan.

    Semoga konsisten ya! 😀

  • Taman Ekologis

    Taman Ekologis

    Playout kali ini kita bermain ke Taman Ekologis, jalan-jalan bentar sekeliling, joging kecil dan ya main-main seputaran situ. Taman ini rasanya gak pernah ramai, selalu sepi, jadi agak leluasa. Sorry, fotonya fokus ke aktivitas bukannya ke Taman Ekologis itu sendiri 😀

    selanjutnya

    Playout kali ini kita bermain ke Taman Ekologis, jalan-jalan bentar sekeliling, joging kecil dan ya main-main seputaran situ. Taman ini rasanya gak pernah ramai, selalu sepi, jadi agak leluasa.

    Sorry, fotonya fokus ke aktivitas bukannya ke Taman Ekologis itu sendiri 😀

  • Menarik sih koin ini, mengingatkan pada Pokemon GO tapi yang beneran ada keuntungan finansial ditambah dengan viralitas dan fomo nya dan kenyataan bahwa koinnya secara fisik ada, maka jelas jadi heboh banget. Tapi belum keliatan ni endgame nya gimana, karena tentunya ada sesuatu dibalik “kebaikan” ini, gak mungkin bagi-bagi uang…

    selanjutnya

    Menarik sih koin ini, mengingatkan pada Pokemon GO tapi yang beneran ada keuntungan finansial ditambah dengan viralitas dan fomo nya dan kenyataan bahwa koinnya secara fisik ada, maka jelas jadi heboh banget.

    Tapi belum keliatan ni endgame nya gimana, karena tentunya ada sesuatu dibalik “kebaikan” ini, gak mungkin bagi-bagi uang gitu aja.

    Paling pasti jelas viralitas, tapi setelah viral maka berujung kemana? masih belum ketebak.

    Tebakan saya sih, film kali ya.

  • Brainrot

    Iya bener banget, tren entertainment digital via smartphone yang cenderung cepat, beragam, kadang nir-faedah, dan tanpa batas beneran kerasa membuat perasaan candu, selalu pengen lagi dan lagi. Apalagi secara algoritma memang menampilkan yang terbaik dan sesuai dengan hal yang disukai pengguna, jadi makin candu. Video ini membahas ini, tapi sebenarnya…

    selanjutnya

    Iya bener banget, tren entertainment digital via smartphone yang cenderung cepat, beragam, kadang nir-faedah, dan tanpa batas beneran kerasa membuat perasaan candu, selalu pengen lagi dan lagi.

    Apalagi secara algoritma memang menampilkan yang terbaik dan sesuai dengan hal yang disukai pengguna, jadi makin candu.

    Video ini membahas ini, tapi sebenarnya yang dilupakan kebanyakan orang candu toksik berarah brainrot bukan sekedar ketika konten negatif tanpa faedah. Konten positif, fakta dan mungkin niat nya baik, tapi kalau menyebabkan candu ya sama saja. Karena pada dasarnya kamu tetap diam, sendiri, scroll tak hingga, dan fokus beralih secara cepat.

    Malahan saya merasa terlalu banyak membaca berita malah bikin terlalu suram melihat dunia, karena media juga beritanya doomposting.

    Jadi menurut saya untuk menghindari Brainrot, adalah dengan bukan hanya memfilter konten ‘negatif’ dan ‘positif’, tapi berhenti sekalian dari layanan entertainment tak terbatas, ngobrol langsung sama orang, rasakan keadaan sekitar.

  • WhatsApp

    Ceritanya kemarin anak saya yang masih SD diajak temen sekelasnya untuk join ke group Whatsapp yang berisi anak-anak teman sekelas. Sebagai catatan, anak saya masih belum punya akses ke ponsel secara pribadi, ada jatah waktu untuk ‘gadget time’, tapi itu pun cuma 1 jam sehari, dan belakangan ini secara inisiatif…

    selanjutnya

    Ceritanya kemarin anak saya yang masih SD diajak temen sekelasnya untuk join ke group Whatsapp yang berisi anak-anak teman sekelas.

    Sebagai catatan, anak saya masih belum punya akses ke ponsel secara pribadi, ada jatah waktu untuk ‘gadget time’, tapi itu pun cuma 1 jam sehari, dan belakangan ini secara inisiatif mereka sendiri, mereka sepakat bahwa mereka akan mengurangi jatah waktunya, menjadi tetap 1 jam sehari tapi hari esoknya tidak sama sekali, so 1 jam untuk 2 hari. Saya sangat apresiasi inisiatif mereka ini.

    Balik ke group Whatsapp anak-anak tadi, saya masih merasa belum perlu, saya gak tau apa yang anak-anak obrolin tapi saya masih merasa belum perlu dan tidak melihat urgensi nya, jadi ya saya belum kasih izin dan si anak oke-oke saja.

    Iseng saya coba cari info untuk usia minimal pengguna Whatsapp, dan dari halaman FAQ resmi Whatsapp menyatakan:

    When you join WhatsApp, you must meet the minimum age of use requirements. We encourage you to review these guidelines on how to use WhatsApp responsibly.

    You must be at least 13 years old (or such greater age required in your country) to register for and use WhatsApp.

    https://faq.whatsapp.com/240694875565320

    Jadi alasan saya belum memberi izin bukan tanpa alasan, platform punya batasan usia seperti itu.

  • Current situation. Gambar PNG berasal dari id.pngtree.com

    selanjutnya

    Current situation.

    Gambar PNG berasal dari id.pngtree.com

  • Saya gak boong, saya sempat lupa ada BukaLapak, video ini rilis baru deh ingat sama marketplace unicorn ini.. Fakta yang gak bisa diboongin, kita mah sebagai user mencari yang paling banyak kasi promo, karena barang jualannya pun sebenarnya kurang lebih antar marketplace karena yang jual ya itu-lagi-itu-lagi, jadi dengan barang…

    selanjutnya

    Saya gak boong, saya sempat lupa ada BukaLapak, video ini rilis baru deh ingat sama marketplace unicorn ini..

    Fakta yang gak bisa diboongin, kita mah sebagai user mencari yang paling banyak kasi promo, karena barang jualannya pun sebenarnya kurang lebih antar marketplace karena yang jual ya itu-lagi-itu-lagi, jadi dengan barang yang sama, toko yang sama, ya tentu saja pembedanya adalah di promo dan ya promo perlu ‘subsidi’ dari si marketplace.

    Dipikir-pikir, startup seperti ini sudah seperti lembaga bantuan masyarakat deh.

  • Man In Black

    Movie night kali ini random banget, nonton Man In Black 3, tentu saja saya sudah pernah nonton sebelum-sebelumnya, tapi nonton lagi dan masih kerasa aja serunya. Malah jadi lanjut nonton MiB 1 dan 2, lalu lanjut ke MiB international, tapi menurut saya MiB 3 yang paling saya suka. 3 film…

    selanjutnya

    Movie night kali ini random banget, nonton Man In Black 3, tentu saja saya sudah pernah nonton sebelum-sebelumnya, tapi nonton lagi dan masih kerasa aja serunya.

    Malah jadi lanjut nonton MiB 1 dan 2, lalu lanjut ke MiB international, tapi menurut saya MiB 3 yang paling saya suka. 3 film MiB lain tema nya ya terlalu biasa, saving the world, biasa aja. Tapi MiB 3 ada kekuatan cerita dan plot yang spesial membuat jadi lebih menarik.

    Rating 4 dari 5, untuk MiB 3.

  • https://www.flickr.com/photos/164847977@N08/albums Gak sengaja ketemu akun Flickr yang berisi cukup banyak foto era kolonial Belanda 1945-1947 yang sudah diwarnai ulang. Bagus dan menarik.

    selanjutnya

    https://www.flickr.com/photos/164847977@N08/albums

    Gak sengaja ketemu akun Flickr yang berisi cukup banyak foto era kolonial Belanda 1945-1947 yang sudah diwarnai ulang.

    Bagus dan menarik.

  • Levon Cade, an ex-black ops agent, leads a peaceful life with his daughter as a construction worker. However, Levon is forced to use his old set of skills to find his boss’s teenage daughter and soon uncovers a criminal conspiracy that has the potential to wreak havoc on Levon’s peaceful…

    selanjutnya

    Levon Cade, an ex-black ops agent, leads a peaceful life with his daughter as a construction worker. However, Levon is forced to use his old set of skills to find his boss’s teenage daughter and soon uncovers a criminal conspiracy that has the potential to wreak havoc on Levon’s peaceful life.

    Jason Statham bisa beradegan dengan variasi kerjaan apa saja yang ada di dunia, tapi ujung-ujungnya tetep bakal pegang pistol dan berantem 😀

    Tapi saya pribadi malah suka dan paling inget Jason Statham di Spy

  • Battery on MacBook

    Sebagai orang yang bekerja minimal banget 8 jam diatas meja kerja, dan menggunakan laptop (MacBook M1 Pro 2021), saya selalu penasaran apakah saya harus mencabut charger ketika sudah hijau dan 100% charged, atau tidak masalah untuk dibiarkan terpasang ke charger selamanya, paling tidak selama 1 hari itu. Jadi seperti biasa,…

    selanjutnya

    Sebagai orang yang bekerja minimal banget 8 jam diatas meja kerja, dan menggunakan laptop (MacBook M1 Pro 2021), saya selalu penasaran apakah saya harus mencabut charger ketika sudah hijau dan 100% charged, atau tidak masalah untuk dibiarkan terpasang ke charger selamanya, paling tidak selama 1 hari itu.

    Jadi seperti biasa, diawali dengan diskusi dengan ChatGPT

    Jadi ya memang tidak masalah selalu terpasang dengan charger, MacBook punya sistem untuk mengatasi itu.

    Kamu bisa cek di MacBook mu, apakah setting optimasi baterai sudah aktif atau belum melalui menu Settings > Battery > Battery Health > tekan icon (!).

    Ya, menu optimasi baterai sudah on.. tapiiii, saya baru tau maximum capacity baterai saya hanya 87%, saya gak tau apakah ini berita baik atau buruk mengingat laptop selalu dipakai kerja harian hampir seharian dari tahun 2021 sampai sekarang, januari 2025.

    Apple sendiri menganggap bateray dengan maximum capacity > 80% adalah kondisi baik-baik saja, dibawah 80% baru harusnya mulai kerasa.

    Tapi ini 87% sudah dekat dan ya sudah kerasa, dulu rasanya kalau full kerja dari jam 8 pagi bisa sampai magrib, tapi sekarang rasanya paling sekitar 6 jam saja, atau malah kurang, karena ya tergantung jenis kerjaan yang dilakukan dan berapa tinggi resources yang digunakan.

    Bacaan lebih resmi bisa dibaca di website Apple sendiri https://support.apple.com/en-us/102589?cid=mc-ols-mac-article_ht211832-macos_ui-09042020

  • Indeks LQ45, yang lebih mencerminkan arah pasar Indonesia karena merupakan rangkuman pergerakan dari 45 saham bluechippaling likuid di bursa, turun signifikan di sepanjang tahun 2014 2024, tepatnya -14.8%. Dan kalau ditarik hingga lima tahun ke belakang, maka antara 2020 – 2024, Indeks LQ45 turun total -18%, aka jauh lebih buruk dibanding IHSG yang…

    selanjutnya

    Indeks LQ45, yang lebih mencerminkan arah pasar Indonesia karena merupakan rangkuman pergerakan dari 45 saham bluechippaling likuid di bursa, turun signifikan di sepanjang tahun 2014 2024, tepatnya -14.8%. Dan kalau ditarik hingga lima tahun ke belakang, maka antara 2020 – 2024, Indeks LQ45 turun total -18%, aka jauh lebih buruk dibanding IHSG yang masih naik +12% pada periode yang sama.

    https://www.teguhhidayat.com/2025/01/kenapa-ihsg-susah-naik-lalu-apa-saran.html

    Ya ya, saya tahu investasi saham sedang susah, kecuali 2021, era habis covid dimana semua membaik, selepas itu berasa susah, sempat mempertanyakan apakah keputusan saya untuk investasi saham ini salah? 🙂

    Tapi ketika dijabarkan seperti kata Pak Teguh ini, kelihatan banget suramnya 😀

    Seperti yang dikutip, LQ45 yang merupakan pilihan saham andalan selama 2024 doang malah turun 14%, jadi yang invest di saham-saham LQ45 yang ada uangnya malah berkurang.

    IHSG, yang merupakan saham keseluruhan, selama 5 tahun kebelakang, total kenaikan 12% alias sekitar 2% per tahun. Jadi sebenarnya daripada invest saham mending diemin uang di bank, dapatnya lebih banyak.

    Walaupun sayangnya Pak Teguh tidak mengikutkan nilai dividen, dan ya memang gak relevan dengan perkembangan saham, tapi dividen tetap menurut saya termasuk dalam ROI, dan ya walaupun saham saya kelihatan gak gerak, tapi dividen tetap masuk dan ‘lumayan’.

  • Gibran Khalfani (8), nyaris tidak menyentuh menunya sama sekali. Gibran hanya menyantap tahu isi olahan daging ikan. Selebihnya, dia enggan mencoba nasi, tempe, sayur, dan pisang yang ada di depan matanya. ”Saya tidak suka tempe dan saya juga sudah makan sebelum sekolah,” ujar Gibran saat ditanya dan dibujuk makan oleh…

    selanjutnya

    Gibran Khalfani (8), nyaris tidak menyentuh menunya sama sekali. Gibran hanya menyantap tahu isi olahan daging ikan. Selebihnya, dia enggan mencoba nasi, tempe, sayur, dan pisang yang ada di depan matanya. ”Saya tidak suka tempe dan saya juga sudah makan sebelum sekolah,” ujar Gibran saat ditanya dan dibujuk makan oleh sejumlah guru.

    https://www.kompas.id/artikel/pelajaran-dari-gibran-yang-tak-doyan-tempe-menu-makan-bergizi-gratis-mesti-lebih-kreatif?open_from=Tagar_Page

    Ha, menarik melihat perkembangan program MBG ini.

    Menarik karena jujurnya saya merasa program ini baik, niatnya baik dan efeknya pun baik, dan berharap program ini punya konsistensi, bukan cuma diawal, dan terlaksana dengan benar, tidak di-abuse oleh oknum tidak bertanggung jawab.

    Tapi dilain sisi juga menarik karena saya tau sendiri dan kenal beberapa anak dari saudara-saudara saya yang sama sekali gak makan nasi, sama sekali gak suka sayur, bahkan gak suka buah, so saya gak kaget juga melihat seperti di berita ini beberapa anak makan gak habis bahkan gak disentuh.

    So ini akan jadi tantangan untuk program ini, jadi selain faktor niat pemerintah, kredibilitas petugas, dan yang terakhir dan paling penting anak yang menjadi target program, semua harus sync, so menarik melihat bagaimana program ini akan berjalan, bagaimana ini kedepannya.

    Semangat juga buat bapak dan ibu guru kelas 😉

  • Kemarin waktu main di playground, saya sengaja tidak membawa kamera dan memang mengambil beberapa foto menggunakan smartphone saya, dan ternyata beneran kerasa ya foto hasil smartphone. Tunggu, tunggu, saya tau pasti akan ada yang menyanggah dan ya bener, saya juga sudah lihat banyak foto bagus hasil smartphone, tapi jelas bukan…

    selanjutnya

    Kemarin waktu main di playground, saya sengaja tidak membawa kamera dan memang mengambil beberapa foto menggunakan smartphone saya, dan ternyata beneran kerasa ya foto hasil smartphone.

    Tunggu, tunggu, saya tau pasti akan ada yang menyanggah dan ya bener, saya juga sudah lihat banyak foto bagus hasil smartphone, tapi jelas bukan tipe smartphone yang saya punya yang ya bisa dibilang low entry banget.

    Masalahnya, smartphone yang menghasilkan foto yang oke ada di harga dimana dengan harga tersebut kamu bisa membeli kamera bekas yang menghasilkan gambar bagus dengan spek dan sensor yang baik dan masih ada kembalian untuk beli smartphone mediocre.

    Jadi saya melihat kutipan “ngapain sih beli kamera, kamera smartphone sekarang bagus” itu agak kurang tepat, mesti dikasi tanda asterik dan catatan kaki.

  • Wahana baru Wonder Zone

    Wahana baru Wonder Zone

    selanjutnya