• Thread

    Ah, another new “social media”, Thread, buatan Meta yang tentu saja pemilik Facebook dan Instagram (dan Whatsapp), perusahaan yang “social media” banget dah pokoknya. Ini menarik, karena penggunanya mengalami lompatan yang besar jumlahnya, hampir 30 juta pengguna waktu nulis ini, padahal baru beberapa hari. Sebgai konteks, Mastodon yang rame dan heboh gitu aja “cuma” 8…

    Ah, another new “social media”, Thread, buatan Meta yang tentu saja pemilik Facebook dan Instagram (dan Whatsapp), perusahaan yang “social media” banget dah pokoknya.

    Ini menarik, karena penggunanya mengalami lompatan yang besar jumlahnya, hampir 30 juta pengguna waktu nulis ini, padahal baru beberapa hari. Sebgai konteks, Mastodon yang rame dan heboh gitu aja “cuma” 8 juta penggunanya sampai hari ini. So, Thread beneran mengambil panggung ini ditengah Twitter yang makin gak jelas.

    Tapi mungkin faktor usia (catatan: saya gak setua itu kok), tapi saya gak tertarik sama sekali, bahkan sekedar nge hold username saja pun rasanya gak kepengen.

    Selain itu saya melihat tidak ada hal baru yang ditawarkan oleh Thread, Ini mengingatkan saya pada Google Plus waktu lahir dan “mengancam” Facebook, tidak ada hal baru yang ditawarkan dan ya sudah mati gitu aja (ya tentu saja juga karena Google memang suka mati hidupin layanannya).

    Menarik untuk dilihat bagaimana kelanjutannya, apakah orang-orang bener-bener segitu banget pengen punya platform baru buat cuap-cuap singkat? Menurut saya, mendingan Tumblr deh.

  • Password Manager

    Beberapa hari lagi langganan 1password saya sudah mau expired, ini sudah tahun ke-3 saya menggunakan 1password sebagai password manager saya, dan apakah lanjut jadi tahun ke 4? Saya mencoba mencari alternatifnya, dan sebenarnya ada banyak aplikasi password manager, tapi sementara ini belum ketemu yang cocok. Ada beberapa alternatif yang saya sempat lihat. Pertama LastPass, di…

    Beberapa hari lagi langganan 1password saya sudah mau expired, ini sudah tahun ke-3 saya menggunakan 1password sebagai password manager saya, dan apakah lanjut jadi tahun ke 4?

    Saya mencoba mencari alternatifnya, dan sebenarnya ada banyak aplikasi password manager, tapi sementara ini belum ketemu yang cocok. Ada beberapa alternatif yang saya sempat lihat.

    Pertama LastPass, di kantor sebenarnya pakai ini untuk share password berbagai macam layanan. Saya suka sih ini fitur share nya, karena si penerima share bisa dapat akses ke layanan tanpa tau password aslinya, dan juga penerima gak harus langganan LastPass, (1password sepertinya harus punya langganan untuk menerima akses). Tapi ya gitu, 1 tahun kebelakang, ada banyak berita tidak mengenakan buat LastPass. Sudah banyak beredar berita bagaimana hacker berhasil mengambil data LastPass, dan cukup massive, setiap klarifikasi dari tim LastPass selalu diikuti dengan berita lebih besar berikutnya yang menandakan kebocorannya lumayan dalam juga.

    Secara pricing LastPass kurang lebih aja sama 1password, jadi agak susah buat pindah eh. Tapi untuk plan Keluarga, LastPass lebih murah sih, jadi mungkin bisa jadi pertimbangan buat yang mau paketan.

    Kedua, Bitwarden, ini yang cukup populer juga terutama ya karena lebih murah dan bahkan free. $10 untuk akun premium selama 1 tahun vs $35 di 1password, lumayan sih, sepertiga nya saja. Sejujurnya saya gak ketemu banyak masalah pada Bitwarden, selain tampilannya yang agak ketinggalan 10 tahun, dan ya saya keganggu akan hal itu.

    Ketiga, yang terbaru, ProtonPass, masih baru banget, dan masih ada promo yang bikin harganya bisa dibilang murah. Cukup punya potensi untuk populer, mengingat dibelakangnya ada Proton yang sudah famous lah untuk orang-orang yang peduli dengan privacy. Tapi untuk saat ini sayangnya tidak ada aplikasi desktop nya, bahkan web nya saja pun tidak ada, hanya browser ekstension. Menurut saya kekurangan banget itu, mau akses password mesti buka web browser.

    Selebihnya, ada banyak sebenarnya alternatif lain, tapi hampir semuanya main di harga yang kurang lebih sama seperti 1password, jadi menurut saya gak worth untuk pindah.

    1Password

    Jadi apa sih yang spesial di 1Password?

    Ada beberapa hal yang bikin saya masih menggunakan 1password dan males pindah ke alternatif lain.

    1. Lengkap untuk semua platform, di Linux juga ada aplikasi desktop, jadi lebih mudah digunakan.
    2. Secara tampilannya oke, sekali lagi, untuk di Linux pun oke juga. Ya biar gimana, saya bisa 10 kali sehari buka 1password untuk ambil password, jadi tampilan mesti oke.
    3. 3 tahun penggunaan, saya gak pernah merasa “harusnya ini gini ni”, atau “akan lebih baik kalau 1password…”. Artinya gak pernah merasa ada yg perlu diperbaiki, semua lancar dan baik-baik saja tanpa isu, yang mana sekarang adalah hal langka apalagi sebagai programmer, biasa suka ngeluh sama aplikasi yang dipakai.

    Yang paling penting dan gak dimiliki oleh password manager lain, Secret Key!

    Di 1Password, selain perlu email dan master password untuk login ke aplikasi, seperti aplikasi lainnya, ada 1 lagi yang namanya secret key. Pada dasarnya, secret key ini semacam password kedua, dan ini fully generated, yang bahkan hash-nya pun tidak tersimpan di server 1password. Jadi seandainya 1password dibobol, terus database nya diambil, dan hash account password di decrypt, tetap gak akan bisa login karena perlu secret key ini.

    Kamu bisa baca lebih jauh tentang secret key disini: https://support.1password.com/secret-key-security/

    Saya sendiri juga, kalau kehilangan ini secret key bisa mampus karena gak akan bisa login apalagi cuma “reset password”, gak akan bisa.

    Jadi untuk keamanan akan jauh lebih aman di 1password sih menurut saya, dan juga karena perusahaanya memang fokus di industri password dan cybersecurity, jadi bisa dibilang mereka selalu update dan akan lebih fokus dan gak sibuk nawarin bundle2 aplikasi lain layanan mereka.

    doh, kalau ditulis gini, kok sepertinya pilihannya bakal lanjut subscription 1password ini.

  • Aplikasi “tandingan” untuk Twitter

    Seperti kita tahu belakangan ada banyak “inisiatif” yang dilakukan Twitter yang tujuannya gak lain dan gak bukan adalah meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan profit, tapi yang ada malah bikin penggunanya makin gerah. Terbaru, perubahan terbaru dari Twitter menyasar ke pengunjung yang tidak memiliki akun Twitter. Sekarang ketika ingin membuka sebuah link tweet, maka harus login, kalau…

    Seperti kita tahu belakangan ada banyak “inisiatif” yang dilakukan Twitter yang tujuannya gak lain dan gak bukan adalah meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan profit, tapi yang ada malah bikin penggunanya makin gerah.

    Terbaru, perubahan terbaru dari Twitter menyasar ke pengunjung yang tidak memiliki akun Twitter. Sekarang ketika ingin membuka sebuah link tweet, maka harus login, kalau gak login akan dikasi form login dan tentu saja ada form registrasi. Satu sisi tentu saja ini goalnya adalah supaya memaksa orang untuk mau registrasi dan punya akun jika ingin melihat konten Twitter yang sebenarnya adalah hasil konten dari si akun.

    Dengan banyaknya Drama Twitter, ada banyak orang yang membahas dan memberikan list alternatif aplikasi selain Twitter, dan mengajak pindah bareng.

    Masalahnya, yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang, Twitter dan social media pada umumnya itu bukan sekedar teknologi dan aplikasi nya saja, tapi juga ada elemen “Network” nya. Ketika semakin banyak alternatifnya, maka network nya akan semakin terseber, si A lebih aktif di aplikasi X, si B lebih aktif di aplikasi Y dan seterusnya. Jadi untuk pindah ke aplikasi lain apalagi yang sejenis, itu bakal susah, karena secara fitur kurang lebih saja tapi networknya makin kecil karena gak semua orang migrasi ke tempat yang sama.

    Jadi aplikasi-aplikasi alternatif itu sebenarnya percuma saja, kecuali menawarkan fitur yang beneran berbeda, paling-paling umurnya gak panjang karena user nya merasa kesepian soalnya fungsi “Network” dari Social Network nya ilang.

  • Inkonsistensi

    Ya, dalam hal apapun memang yang paling penting itu konsistensi, kalau gak konsisten, apapun usahanya bakal gagal dalam waktu dekat. Saya sebenarnya punya target tersendiri untuk nulis di blog ini lebih sering, tapi nyatanya konsistensi nulis itu susah, padahal yang ditulis juga bukan hal yang berbobot 😀 tapi tetap saja seakan perlu effort yang berlebih.…

    Ya, dalam hal apapun memang yang paling penting itu konsistensi, kalau gak konsisten, apapun usahanya bakal gagal dalam waktu dekat.

    Saya sebenarnya punya target tersendiri untuk nulis di blog ini lebih sering, tapi nyatanya konsistensi nulis itu susah, padahal yang ditulis juga bukan hal yang berbobot 😀 tapi tetap saja seakan perlu effort yang berlebih.

    Sama seperti aktifitas lain saya, beberapa waktu lalu saya mulai ikut membership gym, saya gak kepengen punya bentuk badan yang gimana-gimana, cuma pengen bergerak dan bugar, tapi setelah 1-2 kali bolos, lama-lama makin mudah untuk bolos dan akhirnya sudah gak ikut lagi, semangat diawal doang :).

    Itu juga kenapa dalam hal beribadah juga yang diserukan sebenarnya bukan tentang seberapa besar atau banyak ibadah yang dilakukan, kecil/sedikit plus ikhlas dan konsisten yang paling utama, daripada langsung besar terus 1-2 hari langsung kelelahan dan berhenti.

    Sama seperti yang dibahas dalam buku Atomic Habits ataupun juga The One Thing, penting untuk fokus dan konsisten dalam 1 hal, walaupun kecil progress nya, jika dilakukan terus menerus tentu saja akan menjadi habit dan kebiasaan dan lama-lama akan jadi hal yang biasa saja dilakukan, dan juga sebaliknya, ketika mulai suka “bolos” dari apa yang ingin dikejar, 1-2 kali, lama-lama jadi malah semakin jauh dan hilang.

    So, saya akan mencoba untuk.. ah tidak lah, no pressure 🙂

  • Drama Twitter

    Kita semua tahu bahwa di Twitter-land memang penuh drama, rasanya tiap hari selalu ada aja thread yang bikin drama, ngundang berantem online, “woke up” thread, dan lain sebagainya. Kalau gak drama atau berantem, ya isinya promote link referal ke marketplace, atau promo “VCS” fake dengan gambar yang sangat menarik dan tanpa batasan umur, yang mencoba…

    Kita semua tahu bahwa di Twitter-land memang penuh drama, rasanya tiap hari selalu ada aja thread yang bikin drama, ngundang berantem online, “woke up” thread, dan lain sebagainya. Kalau gak drama atau berantem, ya isinya promote link referal ke marketplace, atau promo “VCS” fake dengan gambar yang sangat menarik dan tanpa batasan umur, yang mencoba menjaring hidung belang, atau kpop fans yang.. sudahlah.

    Tapi kali ini saya pengen fokus ke Twitter, si perusahaanya sendiri.

    (lebih…)