Mumpung anak-anak lagi sekolah ๐
Mumpung anak-anak lagi sekolah ๐
Mumpung anak-anak lagi sekolah ๐
Sudah lama saya pengen punya halaman khusus untuk tipe short post, semacam microblog, semacam Twitter sebelum diambil alih oleh egomaniac manchild rich boy. Jadi ya Selamat datang di /updates tempat saya posting obrolan yang lebih random dan lebih singkat, jadi super gak jelas ๐
Sudah lama saya pengen punya halaman khusus untuk tipe short post, semacam microblog, semacam Twitter sebelum diambil alih oleh egomaniac manchild rich boy.
Jadi ya Selamat datang di /updates tempat saya posting obrolan yang lebih random dan lebih singkat, jadi super gak jelas ๐
Setelah semingguan sibuk ngurusin migrasi data, akhirnya sempat untuk melanjutkan tren tahunan di blog ini, annual review dan goal di tahun ini. Seri post seperti ini sudah berjalan dari tahun ke tahun: Tapi sebelum menuju 2024, balik ke 2023 dulu. 2023 Kalau ditanya apakah tahun 2023 saya sukses? maka jawabannya,…
Setelah semingguan sibuk ngurusin migrasi data, akhirnya sempat untuk melanjutkan tren tahunan di blog ini, annual review dan goal di tahun ini. Seri post seperti ini sudah berjalan dari tahun ke tahun:
Tapi sebelum menuju 2024, balik ke 2023 dulu.
Kalau ditanya apakah tahun 2023 saya sukses? maka jawabannya, ya, berjalan sesuai rencana, yang mana rencananya adalah hidup slow, no expectation, no pressure. Saya ingin menjalani hidup kalem saja. Bukan tanpa alasan, ini karena sebelumnya agak jungkir balik.
Tahun 2020-2021 itu agak complicated, dan tahun 2022 sedang beradaptasi bukan cuma dengan kantor baru, tapi beneran gaya hidup baru yang tadinya freelancing jadi 9-5 staff, banyak banget yang berbeda, jadi di 2023 ini pengennya lepas aja tanpa pressure dan ekspektasi mesti gimana-gimana.
Jadi selain rutinitas kerja, termasuk 2 projek yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir, saya gak lagi fokus mikirin, iseng, dan kerja sama bikin produk atau sejenisnya, bahkan sama sekali gak follow up trend atau apapun yang lagi ramai di kalangan temen-temen kreatif lagi bikin ini itu. Beneran “bodo amat”.
Tahun ini saya juga punya kesempatan untuk mengajak keluarga pergi ke Malang selama 10 hari. Kerasa banget perbedaan dibanding series jalan-jalan sebelumnya, dimana sekarang jadi agak susah karena mesti nunggu anak libur sekolah, yang ternyata gak panjang-panjang amat liburnya, dan kalau anak libur, maka kemana-mana jadi rame dan juga kena harga peak season untuk segalanya (penginapan, tempat wisata, pesawat), jadi ya kena charge lebih. Sudah gitu saya juga mesti nyari cuti dan gak boleh diambil dalam sekali waktu juga, jadi terbatas waktunya. Semua agenda perjalanan dipepetin pokoknya biar semua tujuan tercapai, Alhamdulillah, bisa bertemu dengan keluarga yang belum sempat ketemu sebelumnya, ketemu senior saya, dan masih sempat pergi keliling jatim park ๐
Belakangan saya juga mulai suka foto, dari dulu sebenarnya, tapi sekarang jadi lebih tertarik, bahkan sekarang blog ini punya halaman khusus /photos sendiri. Masih jauh dari kata โphotographerโ, bahkan kamera juga masih pakai smartphone doang, tapi ya seneng aja.
Saya juga mulai aware sama kesehatan badan, mulai mengurangi konsumsi gula, sudah berhenti kopi instan, yang mana dulunya bisa tiap hari, diganti dengan kopi bubuk + susu gak tau itu lebih baik atau sama aja :). Terus juga mulai workout dan joging, walaupun cuma 2 bulan ngegym ๐ sekarang beli dumbells sendiri niatnya biar bisa lebih leluasa di rumah.
So 2024 goalnya apa?
Jujurnya, slow life style 2023 itu walaupun menenangkan tapi juga agak bikin kuatir, takut terlena dan jadi keterusan, karena as programmer, perlu banget untuk tetap improve dan sharp.
Selain itu juga, pengalaman yang sudah-sudah sih saya gak pernah lebih dari 3 tahun dalam 1 perusahaan yang sama, dan berhubung 2024 ini adalah tahun ke 3 saya, saya kuatir tahun depannya saya akan mulai bosan atau kantor yang bosan sama saya ๐ so mesti aware dan siap-siap sih.
Juga belakangan saya ketemu artikel ini https://www.robinsloan.com/notes/home-cooked-app/ intinya si author bikin aplikasi untuk kebutuhan sendiri dan keluarga, just it, gak ada fitur berlebih atau gimana-gimana, bener-bener memasang diri sendiri dan keluarga sebagai target market. Artikel ini menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama, i should just write any apps, sama seperti orang yang memasak masakan sendiri di rumah setelah makan di luar, atau tukang bangunan yang modif rumahnya sesuai keebutuhan, saya pun harusnya bisa melakukan hal yang sama dalam bentuk aplikasi, kalau ada keresahan atau kebutuhan akan suatu hal yang bisa diselesaikan secara digital, saya akan berusaha bikin sendiri apps nya, bahkan kalau sudah ada apps nya bisa jadi tetap dicoba bikin sendiri karena pastinya secara fitur akan lebih sesuai dengan kebutuhan saya pribadi, dan semua itu dilakukan tanpa harus memikirkan monetasi, pure self interest.
Mungkin itu bisa membantu saya tetep improve dan sharp dan siap kalau nanti tahun depan sudah stuck dan bosan ditempat kerja yang sekarang.
Selain itu saya juga ingin lebih konsisten dan disiplin untuk workout, paling tidak bisa menjaga badan tetap fit, syukur-syukur bisa bentuk body ๐ dan juga mengeksplore hobi dan skill baru diluar dunia tech.
Adapun target lain, saya prefer disimpan sendiri ๐
Kali kedua kesini, mungkin bakal sering kesini karena memang dekat dari rumah.
Kali kedua kesini, mungkin bakal sering kesini karena memang dekat dari rumah.
Masih seputar migrasi dari Google Workspace, kalau storage sudah fix lah pakai kerabatnya sendiri, Google One, berikutnya 1 fitur yang jadi alasan utama saya menggunakan Google Workspace, email dengan domain pribadi. So, sudah jelas yang paling pertama mencari alternatif yang ada dulu. FastMail & ProtonMailย saya bisa bilang adalah pilihan paling…
Masih seputar migrasi dari Google Workspace, kalau storage sudah fix lah pakai kerabatnya sendiri, Google One, berikutnya 1 fitur yang jadi alasan utama saya menggunakan Google Workspace, email dengan domain pribadi. So, sudah jelas yang paling pertama mencari alternatif yang ada dulu.
FastMail & ProtonMailย saya bisa bilang adalah pilihan paling nyata. Sudah terkenal dikalangan profesional terutama yang peduli banget sama perlindungan data pribadi. Setelah membaca review dan melihat apa yang mereka tawarkan, letโs just say ya bener pilihan bagus, just saya bukan target market nya sepertinya, so saya skip saja untuk kali ini.
iCloud Mailย dari Apple tentunya, mereka punya iCloud+ dan bisa dibilang ini macam Google One untuk Android tapi versi Apple nya. Saya kaget karena harganya murah, Rp. 15k doang! dibawah harga Google One, tapi memang storage nya cuma separo (50GB), tapi sudah include dengan custom domain untuk email!
Saya pun sudah subscribe untuk iCloud+ ini, tapi setelah subscribe saya langsung menyesal dan gak dipakai karena ternyata custom domain cuma bisa dipakai di aplikasi Mail bawaan Apple (di Mac atau iPhone) atau juga di versi web nya saja. Berhubung device Apple saya hanya Macbook, jadi ya susah buat operasional harian. Kalau menggunakan non Apple device, maka cuma bisa menerima email dari custom domain, tapi gak bisa buat ngirim email karena kalau dipakai ngirim email akan balik ke email dariย icloud.com. Sayang banget, tapi ya itu mungkin trik dari Apple karena harganya sudah kelewat murah, jadi di lock di device mereka saja.
Alternatif lain juga banyak sebenarnya, termasuk provider lokal. Rasanya setiap hosting provider pasti punya layanan email server juga. Tapi email server itu tricky banget, bukan cuma dari sisi teknikal, tapi juga dari sisi reputasi, karena gak jarang email dari provider gak jelas bisa masuk ke spam si penerima, dan parahnya kita gak tau masuk spam apa tidak, cuma bisa ngirim email dan gak dibales-bales ternyata penerima gak liat karena email sudah masuk spam duluan. Gmail tu yang paling sering.
Makanya nyari email provider juga yang agak punya nama lah. Saat ini saya menjatuhkan pilihan ke Zoho Mail, ya setau saya Zoho kan bigbrand ya, masa iya kena spam juga.
Zoho Mail
Zoho Mail ini bisa dibilang murah sih, Rp. 15k per bulan tapi bayarnya mesti pertahun. Ada paket free nya, dengan beberapa batasan, paling kerasa sih gak dikasi akses IMAP, jadi cuma bisa baca email dari aplikasi Zoho Mail nya, mirip sama iCloud+, bedanya aplikasi Zoho ada di Android dan iOS jadi bisa untuk semua user.
Saya masih tahap percobaan, mungkin sebulan ini, untuk melihat gimana efeknya, apakah baik-baik saja, bakal kena spam atau gimana, dan akan upgrade ke paid plan lah ini supaya bisa dapet akses dan bisa dipakai di Thunderbird desktop. Saya juga gak tau apakah mereka membedakan server email untuk free user dan paid plan, karena mestinya iya, dan kalau bener maka ya balik lagi bisa jadi free user dapat prioritas rendah dan mungkin kena spam?
Kalau ini lancar, berarti perbulan saya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 25k (Google one) + Rp. 15k (Zoho Mail) = Rp. 40K untuk dapat email pribadi + 100GB storage, jauh lebih murah dibanding pake Google Workspace sebelumnya Rp. 96k yang dapat 30GB storage dan gak cukup dan mengharuskan saya upgrade ke paket yang super besar Rp. 190k untuk 2TB storage.
Jadi ada uang lebih untuk borong domain buat sideproject yang gak kelar-kelar
Kelanjutan dari postingan sebelumnya, saya punya sedikit masalah dengan Google Workspace, dan saya ketemu Google punya produk Google One yang mana lebih masuk akal?
Kelanjutan dari postingan sebelumnya, saya punya sedikit masalah dengan Google Workspace, dan saya ketemu Google punya produk Google One yang mana lebih masuk akal?
(lebih…)Padahal baru saja saya letakkan dalam tech setup 2023, tapi saya akan beralih keluar dari Google Workspace setelah subscribe sejak tahun 2016! Saya menggunakan Google Workspace (sebelumnya GSuite) tadinya untuk supaya punya email dengan domain sendiri (tentu saja domain yogasukma.web.id ini), tentu saja ada banyak email provider lain, biasanya setiap…
Padahal baru saja saya letakkan dalam tech setup 2023, tapi saya akan beralih keluar dari Google Workspace setelah subscribe sejak tahun 2016!
Saya menggunakan Google Workspace (sebelumnya GSuite) tadinya untuk supaya punya email dengan domain sendiri (tentu saja domain yogasukma.web.id ini), tentu saja ada banyak email provider lain, biasanya setiap hosting provider juga menyediakan email server service, tapi masalahnya biasanya kena blacklist, atau masuk ke area Spam kalau digunakan untuk mengirim email, jadi cara paling valid untuk bypass filter dari email provider terutama Gmail, ya dengan pakai Gmail itu sendiri, oleh karena itu saya gunakan Google Workspace ini.
Selain untuk keperluan email, belakangan saya merasa kehidupan digital saya berputar disekitar ekosistem Google. Handphone menggunakan Android, Login with Google juga adopsinya cukup luas, Google Photos juga cukup membantu banget! (saya punya library foto sejak tahun 2013!), jadi saya menggunakan akun Google Workspace ini untuk semua kebutuhan yang memiliki koneksi ke Google.
Tapi akhir tahun 2023 ini ada beberapa hal yang cukup menggangu saya, sehingga saya akhirnya akan mengakhiri layanan ini.
Pertama, jelas sekali masalah biaya. Pada tahun 2016, subscription saya adalah sebesar Rp. 35k per bulan, lalu tiap tahun mengalami kenaikan, dan terakhir november 2023 kemarin saya membayar sebesar Rp. 96k per bulan, kalau diingat-ingat, tiap tahun saya mengalami kenaikan harga sebesar Rp. 10k, masalahnya tidak ada perubahan ataupun penambahan fitur untuk pengguna, paket yang saya gunakan di akhir 2023 ya sama seperti paket saya di tahun 2016.
Kedua, seperti saya bilang sebelumnya, tidak ada penambahan fitur sejak 2016 sampai 2023, termasuk storage size, saya dapat free 30 GB dalam paket saya, tidak ada penambahan. Nah, belakangan ini saya mulai suka foto-foto, dan size 30 GB ini akhirnya penuh, so saya ingin menambah storage size, tapi ternyata Google Workspace tidak menyediakan paket untuk menambah storage.
Satu-satunya cara saya menambah storage adalah beralih ke paket Google Workspace yang lebih tinggi, dengan biaya Rp. 196k per bulan, dan saya akan mendapatkan storage sebesar 2 TB!
Sebenarnya itu harga normal, masalahnya saya gak (belum) perlu storage sebesar 2 TB, dan tentu saja Rp. 196k per bulan terlalu banyak untuk kebutuhan saya.
Di sisi lain, ada Google One, yang bisa subscribe per 100GB storage! dan cukup murah, Rp. 23k per bulan untuk 100GB adalah cukup, dan kalau kurang ya tinggal upgrade ke plan berikutnya, 200GB dan harganya juga normal.
Masalahnya cuma dibagian email yang bisa menggunakan custom domain, tapi di range Rp 96k ada banyak alternatifnya.
Jadi ya disayangkan, setelah subscribe selama 8 tahun sepertinya saya akan mengakhiri kontrak ini, Padahal seandainya bisa upgrade storage dengan jumlah lebih masuk akal maka itu sudah cukup.
Saya selalu pengen untuk merekap software dan hardware yang saya gunakan tiap akhir tahun, tapi saya terlalu malas untuk menulisnya :). Setelah membaca beberapa blog lain yang juga melakukan rekapan seperti ini tiap tahun, saya jadi bersemangat untuk merealisasikannya kali ini. Berikut adalah tech yang saya gunakan selama tahun 2023.…
Saya selalu pengen untuk merekap software dan hardware yang saya gunakan tiap akhir tahun, tapi saya terlalu malas untuk menulisnya :). Setelah membaca beberapa blog lain yang juga melakukan rekapan seperti ini tiap tahun, saya jadi bersemangat untuk merealisasikannya kali ini.
Berikut adalah tech yang saya gunakan selama tahun 2023.
MacBook M1 Pro
Main driver saya sejak 1 tahun lalu, laptop ini adalah inventaris kantor sih, dan berhubung MacBook terakhir saya adalah MacBook 2010, M1 pro merupakan lompatan besar. Saya paling suka dengan baterainya yang bisa tahan hampir seharian 8 jam kerja, jadi kalau kerja keluar rumah gak perlu bawa charger. Terus juga beneran silent, macam tidak ada suara kipas, ya kecuali pas running yarn compilation atau huddle di Slack, baru deh kerasa.
Custom PC
Sebelumnya saya pernah post untuk merakit PC ini dimana saya built karena MacBook 2010 saya akhirnya pensiun setelah 10 tahun. Menggunakan processor Intel i5-11500 (latest gen waktu build), 16 GB DDR4 RAM, plus SSD bekas MacBook. Secara komputasi saya merasa tidak banyak berbeda dibanding M1 Pro. Untuk OS saya menggunakan Ubuntu sejak 2 bulan terakhir, sebelumnya menggunakan Linux mint hampir setahun.
Xiaomi Mipad 5
Tablet yang saya beli sebagai tandem PC, karena ya gak mungkin bawa PC kemana-mana, jadi perlu mobile device yg oke untuk ketika keluar rumah, nah si tablet android ini cukup lah, dikasi keyboard (Dari PC) sudah cukup membantu. Dipake buat Zoom call juga karena webcam gak ada yg bagus (sebelum dapet MacBook).
Redmi Note 9
Aslinya handphone punya adik yang sudah rusak berkali-kali, dan akhirnya dia beli baru dan gak dipakai, jadi saya gunakan karena untuk handphone saya tidak merasa perlu yang gimana-gimana, yang penting bisa Whatsapp dan Slack maka sudah cukup, battery oke dan kamera lumayan jadi bonus yang saya gak menolak.
Secara default, aplikasi yang pasti terinstall untuk saya ya Google chrome defacto web browser, Visual Studio Code untuk editor dan Slack untuk komunikasi kantor.
Selain itu, ada aplikasi lain yang selalu saya pakai belakangan ini,
Multipass
Karena bekerja di software management server, maka normal buat saya untuk punya banyak VM, sebelumnya saya menggunakan Vagrant, tapi tahun ini diganti dengan Multipass, lebih mudah saja rasanya.
Tailscale
Ini aplikasi yang saya gunakan untuk bikin private network, yang memudahkan saya mengakses PC dan VM dari Multipass ketika menggunakan MacBook walaupun dalam keadaan saya tidak dirumah. Saya juga menggunakan untuk mengakses VPS saya secara private, semua dalam 1 jaringan private.
Bitwarden
Akhir tahun ini akan berakhir subscription 1password saya, dan setelah 3 tahun, saya sepertinya akan beralih ke bitwarden, tentu saja alasan utama nya adalah dari sisi cost, gak banyak tapi saya alihkan untuk bayar server VPS untuk blog ini :). Selama 3 bulan terakhir saya mencoba bitwarden dan saya gak punya masalah, jadi bakal stay dan mengakhiri layanan 1password.
Authy
Sebelumnya saya menggunakan fitur OTP dari 1password, tapi karena beralih ke Bitwarden, maka saya juga mengganti tools OTP saya. Bitwarden sebenarnya punya fitur OTP ini, tapi saya menyadari perlu tools terpisah dari password manager, karena pada akhirnya saya perlu mengaktifkan 2FA untuk Bitwarden itu sendiri, kan lucu nantinya kalau saya gak bisa login ke Bitwarden karena saya gak bisa ambil OTP yang ada didalam Bitwarden itu sendiri.
Feedly
Sebenarnya aplikasi yang sudah saya pakai sejak lama, tapi worth to mention here. Saya menggunakan Feedly untuk ya follow up berbagai blog dan website berita, saya lebih suka follow up berita seperti ini dibanding menggunakan media sosial, dan juga ada banyak orang yang aktif menulis blog dan honestly, lebih menarik (ya karena nulis blog lebih effort dibanding cuitan).
Notion
Saya punya love hate relationship dengan Notion ini, kadang saya gak suka banget karena ada beberapa hal yg ganggu, seperti performa di HP Android kacau banget, atau di Desktop, ini gak bisa matiin spellchecker (jadi semuanya jadi underline merah), tapi begitu nyari alternatif dan nyobain beberapa tools lain, akhirnya balik ke Notion karena ya all in one app, semua-semua bisa di satu tempat saja, jadi lebih mudah. Saya mencoba untuk fokus dan lebih membiasakan diri dengan Notion.
Untuk bagian ini saya pengen banget buat list dari kemarin-kemarin, sekalian audit apa aja yang saya bayar, karena jujurnya saya juga miss and hit ini.
Google Workspace
Berlangganan sejak 2016, saya menggunakan Google Worspaces tadinya untuk supaya punya email dengan domain sendiri, tapi belakanganan saya menggunakan untuk segala kebutuhan digital saya, untuk keperluan single sign on, konek ke handphone Android, backup foto saya di google photos. Walaupun belakangan saya punya masalah dengan Google Workspace ini dan sedang mencari alternatif untuk diganti.
AWS cloud
Selama 3 bulan terakhir saya memindahkan semua kebtutuhan server saya yang tadinya tersebar di berbagai macam VPS provider, termasuk Google Cloud, Vultr, idCloudhost dan lainnya pindah ke AWS. VPS server (EC2), mail service, DNS management, S3 storage tentunya. Saya merasa Google Cloud bit complicated, but thatโs story for another day.
YouTube Premium
Jujurnya saya gak kepikiran untuk bayar buat nonton YouTube, tapi karena ada trial jadi saya coba dan ya, hooked, jadi malah makin sering nonton YouTube. Berbeda dengan nonton series dari streaming site, YouTube somehow lebih menarik, saya pikir karena durasi nya yang singkat dan ada banyak opsi dari para YouTuber (yang ternyata banyak yang menarik!) membuat lebih nyaman untuk selingan. Oh, tentu saja juga termasuk YouTube Music yang include di plan nya.
Vidio.com
Nonton premiere league, apa lagi ๐
Setelah dilist begini, ternyata gak begitu banyak ya sebenarnya. Mungkin saya aja yang kelupaan 1-2 hal, tapi ini adalah daftar yang paling saya gunakan dan interaksi tiap harinya.
Barusan mempelajari tentang AcitivityPub dan mencoba menginstall plugin ActivityPub untuk WordPress, dan surprisingly, sistemnya bekerja dengan baik dan mudah. Cukup instal dan setting nama untuk ditampilkan di Fediverse, dan ya, sekarang kamu bisa cari blog ini di Mastodon ataupun aplikasi yang mendukung ActivityPub dan Fediverse dengan nama @[email protected]. Kalau nanti…
Barusan mempelajari tentang AcitivityPub dan mencoba menginstall plugin ActivityPub untuk WordPress, dan surprisingly, sistemnya bekerja dengan baik dan mudah. Cukup instal dan setting nama untuk ditampilkan di Fediverse, dan ya, sekarang kamu bisa cari blog ini di Mastodon ataupun aplikasi yang mendukung ActivityPub dan Fediverse dengan nama @[email protected]
.
Kalau nanti Threads juga support ActivityPub, maka blog ini juga bisa di-follow di Threads.
Melihat kemudahan ini, saya merasa akan lebih jauh mempelajari terkait ActivityPub ini karena sistem terbuka dan terdistribusi ini beneran nyaman untuk user karena tidak tergantung pada suatu platform, apalagi untuk programmer, bisa bikin server Fediverse sendiri dan tetap bisa bergabung dengan obrolan secara global.
Seperti yang sudah dijanjikan, selesai ujian semester langsung beli buku/komik.
Seperti yang sudah dijanjikan, selesai ujian semester langsung beli buku/komik.
Beberapa waktu lalu, mungkin hampir 2 bulan? saya mendengar suara anak kucing di belakang rumah, dan ternyata benar, ada emak kucing yang lagi menyusui anaknya disana, saya gak tau kapan lahiran, tau-tau sudah ada aja anaknya, dan sudah bisa jalan bener. Pada awalnya saya kira hanya 1 ekor anak kucing,…
Beberapa waktu lalu, mungkin hampir 2 bulan? saya mendengar suara anak kucing di belakang rumah, dan ternyata benar, ada emak kucing yang lagi menyusui anaknya disana, saya gak tau kapan lahiran, tau-tau sudah ada aja anaknya, dan sudah bisa jalan bener.
Pada awalnya saya kira hanya 1 ekor anak kucing, lalu keluar lagi dari persembunyiannya yang kedua, tiga, dan keempat! 4 anak kucing sembunyi dibelakang rumah ternyata.
Mungkin karena sudah tau bahwa saya dan sekeluarga baik-baik saja, si emak nya jadi sering tidur di halaman, anak-anaknya tidur tersembunyi, emaknya diluar, kadang pergi cari makan, namun begitu 1 anak kucing bersuara, si emak balik lagi. Saya sempet nyariin waktu ada hujan lebat, tapi ternyata mereka sudah gak ada, tapi begitu huan sudah reda, tau-tau mereka balik lagi, sepertinya si emak menggendong/membawa ke 4 anaknya ke tempat yang lebih teduh?
Tapi sekitar 1 bulan lalu sepertinya? (saya beneran tidak sensitif waktu), si emak pergi. Terakhir saya liat dia kerumah tetangga seberang rumah, dan gak pernah kelihatan lagi sejak saat itu. Sepertinya si emak telah memberikan keputusan sepihak untuk saya dan keluarga mengadopsi 4 kittens ini!
The Leader, ini si paling depan, urusan apa aja paling awal. Waktu yang lain masih gak berani keluar dari persembunyian, yang 1 ini sudah berani datang ketemu orang. Saya juga sering liat kalau yang lain tidur, dia berdiri semacam memantau (atau melamun nasib? :D).
The Unknown, karena beneran ini kucing paling… normal?, gak ada identitas khusus pula, kalau lari urutan nomor 2 terus, yang penting yang no 1 sudah aman dia bakal ikut.
Si Kuning, karena paling gampang identifikasinya, warna bulu badannya hampir kuning semua. Selain itu memang agak penakut ini, memang bener no 3 sepertinya.
The Pussy, paling belakang, yang lain sudah mulai akrab, yang 1 ini masih sembunyi aja di sarangnya. Kucing lain pada makan, yang satu ini cuma ngintip dari jauh. Belakangan sudah mulai akrab, tapi memang males banget sepertinya urusan makan. Bulu di badannya kelihatan lebih lembut dan.. cantik? apakah ini kucing betina?
Mereka masih di belakang rumah, ya tidur, main, makan dan buang air. Sedikit ramai, dan bahkan mengganggu kadang haha, tapi anak-anak juga senang, saya sendiri merasa aman karena mestinya kalau 4 kucing ini aman berarti tidak ada hewan predator (semacam ular) atau tikus di belakang rumah. Tapi karena dari kecil dikasi makan, saya kuatir naluri hunting mereka tidak terlatih ๐ผ.
Akhirnya berhasil juga menyelesaikan series Bodies, sebenarnya dari beberapa hari lalu, dan memang mau nulis review, tapi gak sempet dan saya malah jadi kepikiran series ini punya lubang plot yang besar banget! masih tetep salah satu series time travel yang menarik, tapi endingnya.. — ini adalah batas spoiler, kalau kamu…
Akhirnya berhasil juga menyelesaikan series Bodies, sebenarnya dari beberapa hari lalu, dan memang mau nulis review, tapi gak sempet dan saya malah jadi kepikiran series ini punya lubang plot yang besar banget! masih tetep salah satu series time travel yang menarik, tapi endingnya..
— ini adalah batas spoiler, kalau kamu gak suka spoiler, stop disini aja ๐ —
Dari awal Bodies ini premisnya menarik, 3 4detektif berbeda dari masa yang berbeda, berhadapan dengan kasus yang sama yang sepanjang perjalanan kita dikasi cerita tentang bagaimana merka semua terhubung. Semuanya menarik, tapi masalah utama setiap cerita time travel selain proses koneksi antar masa, yang paling krusial dan ribet adalah bagaimana cerita berakhir.
Ceritanya punya ending yang menarik dimana detektif dari masa depan (2050) kembali ke masa lalu untuk memperingatkan detektif pertama (1890), lalu detektif pertama memberikan nasihat kepada si Antagonist (agak maksa sih bagian ini), lalu si Antagonist menyesal dan memberikan solusi kepada detektif kedua (1940) yang harus diberikan kepada detektif ketiga (2023).
Agak sedikit memaksa, tapi cara yang unik untuk mengakhiri cerita dengan membuat semua cerita bersinambungan. Ceritanya akan berakhir menarik JIKA hanya seperti ini. Masalahnya tidak demikian.
Jadi detektif kedua, sebenarnya sudah sesuai dengan memberikan pesan kepada detektif ketiga, tapi detektif ketiga pada timeline tersebut gak tau tentang ini, jadi detektif ketiga yang ada di tahun 2050 melakukan time travel ke 2023, mengambil kiriman detektif kedua, lalu pergi ke TKP untuk menyampaikan pesan tersebut ke detektif ketiga.
Jadi detektif ketiga dari 2050 ketemua dengan detektif ketiga dari 2023!
Ini masalah banget, biasanya kalau film time travel, itu tiap orang gak bisa ketemu sama dia sendiri dari masa yang berbeda, dan itu masuk akal, karena kalau yang dari masa depan ketemu sama yang di masa lalu, berarti memory orang dari masa depan akan berubah karena tadinya dia gak mengalami kejadian pertemuan itu, lalu sekarang jadi ketemu! (asli susah jelasin dalam format teks gini ๐ ).
Masalah kedua, waktu pesannya disampaikan, dan antagonist berubah pikiran, mendadak mereka menghilang, karena ya kalau mereka batalin aksinya, maka seluruh alur berubah, jadi dia menghilang. Ini adalah plothole lagi, karena si antagonist yang masih remaja ini menghilang padahal lagi dipeluk ibunya, kalau si antagonist menghilang, berarti ini perut ibunya yang tadinya pernah lahiran, jadi balik ‘virgin’ lagi?
Masalah ketiga, kalau si detektif ketiga dari masa depan bisa balik ke 2023 di waktu kejadian, kenapa gak dari awal aja balik! gak usah nunggu seluruh alur cerita ribet, tinggal balik ke 2023, tangkap si antagonist bahkan sebelum punya ide jahat, selesai ceritanya dong!
Jadi ya gitu, terlalu banyak masalah inti disini, padahal secara keseluruhan menarik, hanya di momen akhir ini jadi kacau.
Ini sama seperti Avengers Endgame bagian 2, kacau timeline nya, tapi karena memang cerita utamanya adalah superhero, bukan tentang alur timetravel nya, maka bisa dilewatin.
Serial atau film timetravel memang ada banyak, tapi memang gak banyak yang beneran punya narasi yang solid, karena memang susah banget. Penulis harus bisa menjelaskan bagaimana perjalanan waktu dilakukan, dan juga bagaimana mengakhiri ceritanya. Sampai sekarang, favorit saya tetep Dark dari Netflix. 12 Monkeys juga, tapi saya baru inget saya bahkan belum nonton season terakhirnya, jadi setelah ini lah.
Ah, saya baru saja hooked dengan salah satu serial baru di Netflix, judulnya Bodies, baru sampai 3 episode dari total 8 episode. Serial ini bertema time travel, yang mana saya memang suka banget. Ada banyak serial time travel, dan tiap serial atau film punya teori aplikasi time travel yang berbeda-beda,…
Ah, saya baru saja hooked dengan salah satu serial baru di Netflix, judulnya Bodies, baru sampai 3 episode dari total 8 episode. Serial ini bertema time travel, yang mana saya memang suka banget.
Ada banyak serial time travel, dan tiap serial atau film punya teori aplikasi time travel yang berbeda-beda, dan saya rasa hanya beberapa yang beneran nge-hit dan membuat kita berpikir tentang teory time travel, seperti tadi dibilang, baru episode 3 nih, belum tau kelanjutanya gimana, belum tau konsep yang dipakai di series ini.
2 Serial favorit saya masih ada pada Dark dan 12 Monkeys, kita lihat apakah Bodies ini nanti bisa masuk kategori favorit juga atau tidak ๐
Beberapa waktu lalu, saya diminta untuk jadi juri di acara LKS tingkat provinsi Kalimantan Timur bidang lomba Web Technologies. Buat yang gak familiar sama LKS, ini adalah event yang menurut saya personal adalah event yang sangat dinanti-nantikan, ini adalah acara yang berisi lomba ketangkasan skill antar SMK. Sayangnya saya dulu…
Beberapa waktu lalu, saya diminta untuk jadi juri di acara LKS tingkat provinsi Kalimantan Timur bidang lomba Web Technologies. Buat yang gak familiar sama LKS, ini adalah event yang menurut saya personal adalah event yang sangat dinanti-nantikan, ini adalah acara yang berisi lomba ketangkasan skill antar SMK. Sayangnya saya dulu dari SMA, jadi gak pernah merasakan acara ini, kalau di SMA ada sih Olimpiade, tapi formatnya menurut saya lebih mirip ujian nasional daripada “kompetisi” :D.
Sebelumnya, saya juga pernah menjadi juri di bidang yang sama, sempat 3-4 kali gitu, dan terakhir di tahun 2019 sebelum akhirnya covid menyerang dan LKS ditiadakan sebelum balik dilanjutkan pada tahun 2021 atau 2022 kali, saya sudah tidak update. Kalau ditarik lebih jauh lagi, saya sudah terlibat LKS sejak tahun 2009-2011 gitu, waktu itu saya sebagai pengajar di salah satu SMK yang sekaligus menjadi pendamping dan pembimbing murid-murid untuk bisa berkompetisi di LKS, Jadi LKS dan culture nya bukan hal yang asing buat saya.
Satu hal yang saya suka dari acara ini adalah karena biasanya lomba yang terkait bidang IT akan berkumpul di 1 tempat, dan circle TI yang itu-itu aja, maka biasanya akan jadi ajang reunian, karena seringnya juri nya, pembimbingnya, panitianya orangnya ya temen-temen juga, temen kuliah, temen komunitas, dosen di kampus, dan lainnya, jadi ketika break itu bisa jadi ajang saling temu sapa dan cerita panjang lebar. Menyenangkan!
Setidaknya itu yang saya rasakan sebelum-sebelumnya, tapi sayangnya tidak untuk tahun ini, beberapa memang saling kenal tapi ya sebatas tau saja, beberapa teman-teman yang biasanya ikut kali ini sudah gak ikut lagi, ada yang kalah di level kota, ada yang diwakili kehadirannya, banyak yang sudah pindah tugas dan lainnya, jadi ya gak ada lah momen kumpul balik. Bit boring.
Pada LKS kali ini, ada 6 peserta yang datang dari Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tenggarong, Kutim dan Tanah Grogot. Basically dari penjuru Kaltim, but let be honest, sejak saya terakhir jadi juri di tahun 2019 dan sebelum-sebelumnya hingga LKS tahun ini, hasilnya selalu kurang lebih sama. Juara 1 selalu paling menonjol, 2 dan 3 selalu kurang lebih, selebihnya jarak poin selalu lebar dari 3 besar. Saya pikir ini harusnya jadi concern dan pertimbangan untuk berikut-berikutnya.
Di balik layar, urusan Juri ini selalu ribet, tapi saya tidak menyangka tahun ini super ribet, dan jujur saja masuk kategori tidak menyenangkan, sampai ke titik dimana sepertinya saya sudah gak pengen ikut terlibat untuk event ini lagi nanti, tapi ya itu cerita di lain hari.
https://vovalog.info/lets-go-back-to-personal-blogging/ Couldn’t agree more! Media sosial pada gak jelas, dan dengan berbagai tehnik algoritma yang membuat seseorang menjadi hooked, terkait dan menghabiskan waktu berlama-lama. Let’s go back to personal blogging, own your content, own your name and domain, seperti seharusnya.
https://vovalog.info/lets-go-back-to-personal-blogging/
Couldn’t agree more!
Media sosial pada gak jelas, dan dengan berbagai tehnik algoritma yang membuat seseorang menjadi hooked, terkait dan menghabiskan waktu berlama-lama.
Let’s go back to personal blogging, own your content, own your name and domain, seperti seharusnya.
So kemarin, tanggal 28 September ternyata di ๐ฒ๐พ juga libur, dan berhubung minggu ini saya beneran berasa burned out, sama sekali gak pengen ngapa-ngapain, jadi secara dadakan saya memutuskan untuk mengajak anak dan istri pergi ke Handil, tentu saja untuk ziarah ke kubur bapak mertua, dan juga tambahan saya pengen…
So kemarin, tanggal 28 September ternyata di ๐ฒ๐พ juga libur, dan berhubung minggu ini saya beneran berasa burned out, sama sekali gak pengen ngapa-ngapain, jadi secara dadakan saya memutuskan untuk mengajak anak dan istri pergi ke Handil, tentu saja untuk ziarah ke kubur bapak mertua, dan juga tambahan saya pengen pergi ke Pantai Pamedas, saya bukan tipe orang yang suka pantai sebenarnya, tapi whatev, saya pengen banget pergi untuk refreshing.
Pantai Pamedas terletak di Handil, yang menurut peta tidak jauh dari kubur, 30 menit, tapi ternyata kerasa banget jauhnya. Apalagi memang waktunya agak menjelang tengah hari, dan panas, jadi kerasa banget perjalananya.
(lebih…)