Mumpung kantor 🇲🇾 lagi libur, maka kami pergi ke TimeZone di Mal Lembuswana. Bisa dibilang lama banget gak main gini, beberapa minggu lalu sebenarnya sempat ke tempat sejenis, tapi permainannya pada banyak yang rusak. Disini kali ini, permainannya lebih banyak, lebih menarik dan masih berfungsi semua. Sudah gitu karena masih…
Mumpung kantor 🇲🇾 lagi libur, maka kami pergi ke TimeZone di Mal Lembuswana.
Bisa dibilang lama banget gak main gini, beberapa minggu lalu sebenarnya sempat ke tempat sejenis, tapi permainannya pada banyak yang rusak. Disini kali ini, permainannya lebih banyak, lebih menarik dan masih berfungsi semua. Sudah gitu karena masih momen Agustus-an, dapet promo double credit, jadi ya lumayan banget.
Sebenarnya saya baru dengar FilamentPHP setelah Laracon yang diadakan beberapa minggu lalu, dan sebenarnya tools sejenis ini ada banyak, tapi yang satu ini cukup menarik. FilamentPHP adalah eee apa ya istilahnya, kumpulan komponen yang bisa digunakan bersama Laravel framework untuk membuat aplikasi CRUD dengan mudah. Secara teori ini bisa membantu…
Sebenarnya saya baru dengar FilamentPHP setelah Laracon yang diadakan beberapa minggu lalu, dan sebenarnya tools sejenis ini ada banyak, tapi yang satu ini cukup menarik.
FilamentPHP adalah eee apa ya istilahnya, kumpulan komponen yang bisa digunakan bersama Laravel framework untuk membuat aplikasi CRUD dengan mudah. Secara teori ini bisa membantu sekitar 80% projek webapp saya.
Sebelumnya saya pernah mencoba Laravel Nova, tools sejenis yang resmi dari Laravel, tapi selain harga yang lumayan, Dari sisi UI agak sedikit kaku. FilamentPHP sebagai alternatif malah lebih superior. UI nya sedap, free, dan lebih simple untuk modifikasi.
Ada beberapa ide projek yang akan saya coba buat menggunakan FilamentPHP ini, sepertinya saya akan coba buat aplikasi personal expense tracker, saya pengen banget bikin sendiri tapi selalu berhenti di awal, mungkin akan dicoba lagi sekalian mencoba FilamentPHP.
Akhirnya GOTG rilis di Disney plus, Dan akhirnya saya punya waktu untuk menonton ulang. Sebelumnya saya sudah menonton di Bioskop tapi feel nya berbeda, bukan karena media dan tempatnya, tapi beneran feel menikmati film nya sendiri. Okay, sebelumnya, GOTG aka Guardian Of The Galaxy adalah salah satu film series favorit…
Akhirnya GOTG rilis di Disney plus, Dan akhirnya saya punya waktu untuk menonton ulang. Sebelumnya saya sudah menonton di Bioskop tapi feel nya berbeda, bukan karena media dan tempatnya, tapi beneran feel menikmati film nya sendiri.
Okay, sebelumnya, GOTG aka Guardian Of The Galaxy adalah salah satu film series favorit saya. Perjalanan lintas angkasa, aksi, musik keren (musik literally jadi salah satu tema filmnya), komedi ala Marvel, dan karakter-karakter yang mudah untuk difavoritkan.
Waktu datang ke bioskop, sejujurnya saya datang dengan ekspektasi yang berbeda, mengingat GOTG vol 2 diakhiri dengan scene yang masih bikin saya super haru (bahkan pakai air mata 🥲), lalu juga vol 3 akan jadi series terakhir di trilogi GOTG, Dan juga James Gunn sang sutradara akan fokus di DC universe, saya berpikir ini akan berakhir super haru juga.
Not gonna lie, saya merasa Star-Lord akan mati, apalagi itu ada scene slow mo dimana Guardian menggendong Star-Lord, terus scene terakhir itu? Oh saya sudah merasa “okay ini dia..”
Selain Star-Lord, saya juga merasa ini jadi akhir cerita Rocket Raccoon, mengingat film ini fokus sama Rocket, dan sudah sering mendapati cerita dimana tokoh utama sekarat, diselamatkan, terus berakhir mati juga pada akhirnya.
Oh, juga soundtrack film, salah satu kekuatan film ini dari awal, di vol 3 ini agak kurang menarik, tidak seperti vol 1 dan vol 2, yg mana hampir semua soundtrack nya sangat ear-catchy dan terus terngiang. Di vol 3 ini saya rasa cuma Creep dari Radiohead saja yang membekas, selebihnya hilang begitu aja. Tapi Creep dari Radiohead ini bener-bener sangat memorable, sampai sekarang kalau denger lagu ini jadi keinget sama Rocket Racoon, bener-bener menggambarkan identitas Rocket, sangat pas dengan background dan ceritanya, apalagi dengan versi akustiknya, beh..
Jadi ketika film berakhir dan tidak sesuai dengan perkiraan saya, saya sedikit agak.. kecewa?
Sebenarnya gak ada masalah sama film nya, hanya saja ya berbeda.
Sehingga ketika sudah rilis di Disney plus, saya menonton lagi kali ini dengan ekspektasi untuk enjoy dan menikmati momen terakhir guardians, dan ya, ini memberi sudut pandang berbeda dan ya saya menikmati dan bisa merasakan perjalanan istimewa ini. James Gunn mengakhiri trilogi ini dengan jalan cerita yang lebih baik dan masuk akal dibanding apa yang saya perkirakan (of course).
Saya masih penasaran kelanjutannya, karena jelas diakhiri film disebutkan Star-Lord akan kembali, lalu juga Adam Warlock tentu nya tidak akan berakhir begitu saja.
Oh, sebuah era telah berakhir, ditengah ketidakpastian nasibnya, akhirnya David De Gea resmi meninggalkan klub Manchester United. Sejak umur 21, di tahun 2011, bergabung dengan Manchester United, dan tidak cukup lama untuk menjadi penjaga gawang andalan MU dan bertahan hingga 12 season bersama. 4 Kali mendapatkan player of the year,…
Oh, sebuah era telah berakhir, ditengah ketidakpastian nasibnya, akhirnya David De Gea resmi meninggalkan klub Manchester United.
Sejak umur 21, di tahun 2011, bergabung dengan Manchester United, dan tidak cukup lama untuk menjadi penjaga gawang andalan MU dan bertahan hingga 12 season bersama. 4 Kali mendapatkan player of the year, sebuah angka yang fantastik untuk seorang penjaga gawang (walaupun untuk beberapa itu artinya tim sedang tidak baik-baik saja). Tanpa melihat statistik sekalipun, dia sudah menjadi legenda tersendiri yang selalu ada di hati fans MU.
De Gea selalu bersama, sejak era Fergie, dan terus berlanjut mengikuti semua pergantian manajer, di saat masa-masa sulit, selalu menjadi pelindung gawang MU yang terbaik. Susah membayangkan melihat Manchester United tanpa De Gea di mistar gawang.
Top clean sheet season ini, plus memecahkan rekor klub dalam clean sheet terbanyak, sebuah piala Carabao Cup, bisa dibilang kado terakhir dari De Gea dan klub, walaupun saya pribadi merasa De Gea deserverd more, harusnya doi dapat perpisahan yang proper dengan sepenuh fans di Old Traford, bukannya ketidakjelasan nasib kontrak yang menggantung.
Ah, another new “social media”, Thread, buatan Meta yang tentu saja pemilik Facebook dan Instagram (dan Whatsapp), perusahaan yang “social media” banget dah pokoknya. Ini menarik, karena penggunanya mengalami lompatan yang besar jumlahnya, hampir 30 juta pengguna waktu nulis ini, padahal baru beberapa hari. Sebgai konteks, Mastodon yang rame dan…
Ah, another new “social media”, Thread, buatan Meta yang tentu saja pemilik Facebook dan Instagram (dan Whatsapp), perusahaan yang “social media” banget dah pokoknya.
Ini menarik, karena penggunanya mengalami lompatan yang besar jumlahnya, hampir 30 juta pengguna waktu nulis ini, padahal baru beberapa hari. Sebgai konteks, Mastodon yang rame dan heboh gitu aja “cuma” 8 juta penggunanya sampai hari ini. So, Thread beneran mengambil panggung ini ditengah Twitter yang makin gak jelas.
Tapi mungkin faktor usia (catatan: saya gak setua itu kok), tapi saya gak tertarik sama sekali, bahkan sekedar nge hold username saja pun rasanya gak kepengen.
Selain itu saya melihat tidak ada hal baru yang ditawarkan oleh Thread, Ini mengingatkan saya pada Google Plus waktu lahir dan “mengancam” Facebook, tidak ada hal baru yang ditawarkan dan ya sudah mati gitu aja (ya tentu saja juga karena Google memang suka mati hidupin layanannya).
Menarik untuk dilihat bagaimana kelanjutannya, apakah orang-orang bener-bener segitu banget pengen punya platform baru buat cuap-cuap singkat? Menurut saya, mendingan Tumblr deh.
Beberapa hari lagi langganan 1password saya sudah mau expired, ini sudah tahun ke-3 saya menggunakan 1password sebagai password manager saya, dan apakah lanjut jadi tahun ke 4? Saya mencoba mencari alternatifnya, dan sebenarnya ada banyak aplikasi password manager, tapi sementara ini belum ketemu yang cocok. Ada beberapa alternatif yang saya…
Beberapa hari lagi langganan 1password saya sudah mau expired, ini sudah tahun ke-3 saya menggunakan 1password sebagai password manager saya, dan apakah lanjut jadi tahun ke 4?
Saya mencoba mencari alternatifnya, dan sebenarnya ada banyak aplikasi password manager, tapi sementara ini belum ketemu yang cocok. Ada beberapa alternatif yang saya sempat lihat.
Pertama LastPass, di kantor sebenarnya pakai ini untuk share password berbagai macam layanan. Saya suka sih ini fitur share nya, karena si penerima share bisa dapat akses ke layanan tanpa tau password aslinya, dan juga penerima gak harus langganan LastPass, (1password sepertinya harus punya langganan untuk menerima akses). Tapi ya gitu, 1 tahun kebelakang, ada banyak berita tidak mengenakan buat LastPass. Sudah banyak beredar berita bagaimana hacker berhasil mengambil data LastPass, dan cukup massive, setiap klarifikasi dari tim LastPass selalu diikuti dengan berita lebih besar berikutnya yang menandakan kebocorannya lumayan dalam juga.
Secara pricing LastPass kurang lebih aja sama 1password, jadi agak susah buat pindah eh. Tapi untuk plan Keluarga, LastPass lebih murah sih, jadi mungkin bisa jadi pertimbangan buat yang mau paketan.
Kedua, Bitwarden, ini yang cukup populer juga terutama ya karena lebih murah dan bahkan free. $10 untuk akun premium selama 1 tahun vs $35 di 1password, lumayan sih, sepertiga nya saja. Sejujurnya saya gak ketemu banyak masalah pada Bitwarden, selain tampilannya yang agak ketinggalan 10 tahun, dan ya saya keganggu akan hal itu.
Ketiga, yang terbaru, ProtonPass, masih baru banget, dan masih ada promo yang bikin harganya bisa dibilang murah. Cukup punya potensi untuk populer, mengingat dibelakangnya ada Proton yang sudah famous lah untuk orang-orang yang peduli dengan privacy. Tapi untuk saat ini sayangnya tidak ada aplikasi desktop nya, bahkan web nya saja pun tidak ada, hanya browser ekstension. Menurut saya kekurangan banget itu, mau akses password mesti buka web browser.
Selebihnya, ada banyak sebenarnya alternatif lain, tapi hampir semuanya main di harga yang kurang lebih sama seperti 1password, jadi menurut saya gak worth untuk pindah.
Ada beberapa hal yang bikin saya masih menggunakan 1password dan males pindah ke alternatif lain.
Lengkap untuk semua platform, di Linux juga ada aplikasi desktop, jadi lebih mudah digunakan.
Secara tampilannya oke, sekali lagi, untuk di Linux pun oke juga. Ya biar gimana, saya bisa 10 kali sehari buka 1password untuk ambil password, jadi tampilan mesti oke.
3 tahun penggunaan, saya gak pernah merasa “harusnya ini gini ni”, atau “akan lebih baik kalau 1password…”. Artinya gak pernah merasa ada yg perlu diperbaiki, semua lancar dan baik-baik saja tanpa isu, yang mana sekarang adalah hal langka apalagi sebagai programmer, biasa suka ngeluh sama aplikasi yang dipakai.
Yang paling penting dan gak dimiliki oleh password manager lain, Secret Key!
Di 1Password, selain perlu email dan master password untuk login ke aplikasi, seperti aplikasi lainnya, ada 1 lagi yang namanya secret key. Pada dasarnya, secret key ini semacam password kedua, dan ini fully generated, yang bahkan hash-nya pun tidak tersimpan di server 1password. Jadi seandainya 1password dibobol, terus database nya diambil, dan hash account password di decrypt, tetap gak akan bisa login karena perlu secret key ini.
Saya sendiri juga, kalau kehilangan ini secret key bisa mampus karena gak akan bisa login apalagi cuma “reset password”, gak akan bisa.
Jadi untuk keamanan akan jauh lebih aman di 1password sih menurut saya, dan juga karena perusahaanya memang fokus di industri password dan cybersecurity, jadi bisa dibilang mereka selalu update dan akan lebih fokus dan gak sibuk nawarin bundle2 aplikasi lain layanan mereka.
doh, kalau ditulis gini, kok sepertinya pilihannya bakal lanjut subscription 1password ini.
Seperti kita tahu belakangan ada banyak “inisiatif” yang dilakukan Twitter yang tujuannya gak lain dan gak bukan adalah meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan profit, tapi yang ada malah bikin penggunanya makin gerah. Terbaru, perubahan terbaru dari Twitter menyasar ke pengunjung yang tidak memiliki akun Twitter. Sekarang ketika ingin membuka sebuah link…
Seperti kita tahu belakangan ada banyak “inisiatif” yang dilakukan Twitter yang tujuannya gak lain dan gak bukan adalah meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan profit, tapi yang ada malah bikin penggunanya makin gerah.
Terbaru, perubahan terbaru dari Twitter menyasar ke pengunjung yang tidak memiliki akun Twitter. Sekarang ketika ingin membuka sebuah link tweet, maka harus login, kalau gak login akan dikasi form login dan tentu saja ada form registrasi. Satu sisi tentu saja ini goalnya adalah supaya memaksa orang untuk mau registrasi dan punya akun jika ingin melihat konten Twitter yang sebenarnya adalah hasil konten dari si akun.
Dengan banyaknya Drama Twitter, ada banyak orang yang membahas dan memberikan list alternatif aplikasi selain Twitter, dan mengajak pindah bareng.
Masalahnya, yang tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang, Twitter dan social media pada umumnya itu bukan sekedar teknologi dan aplikasi nya saja, tapi juga ada elemen “Network” nya. Ketika semakin banyak alternatifnya, maka network nya akan semakin terseber, si A lebih aktif di aplikasi X, si B lebih aktif di aplikasi Y dan seterusnya. Jadi untuk pindah ke aplikasi lain apalagi yang sejenis, itu bakal susah, karena secara fitur kurang lebih saja tapi networknya makin kecil karena gak semua orang migrasi ke tempat yang sama.
Jadi aplikasi-aplikasi alternatif itu sebenarnya percuma saja, kecuali menawarkan fitur yang beneran berbeda, paling-paling umurnya gak panjang karena user nya merasa kesepian soalnya fungsi “Network” dari Social Network nya ilang.
Ya, dalam hal apapun memang yang paling penting itu konsistensi, kalau gak konsisten, apapun usahanya bakal gagal dalam waktu dekat. Saya sebenarnya punya target tersendiri untuk nulis di blog ini lebih sering, tapi nyatanya konsistensi nulis itu susah, padahal yang ditulis juga bukan hal yang berbobot 😀 tapi tetap saja…
Ya, dalam hal apapun memang yang paling penting itu konsistensi, kalau gak konsisten, apapun usahanya bakal gagal dalam waktu dekat.
Saya sebenarnya punya target tersendiri untuk nulis di blog ini lebih sering, tapi nyatanya konsistensi nulis itu susah, padahal yang ditulis juga bukan hal yang berbobot 😀 tapi tetap saja seakan perlu effort yang berlebih.
Sama seperti aktifitas lain saya, beberapa waktu lalu saya mulai ikut membership gym, saya gak kepengen punya bentuk badan yang gimana-gimana, cuma pengen bergerak dan bugar, tapi setelah 1-2 kali bolos, lama-lama makin mudah untuk bolos dan akhirnya sudah gak ikut lagi, semangat diawal doang :).
Itu juga kenapa dalam hal beribadah juga yang diserukan sebenarnya bukan tentang seberapa besar atau banyak ibadah yang dilakukan, kecil/sedikit plus ikhlas dan konsisten yang paling utama, daripada langsung besar terus 1-2 hari langsung kelelahan dan berhenti.
Sama seperti yang dibahas dalam buku Atomic Habits ataupun juga The One Thing, penting untuk fokus dan konsisten dalam 1 hal, walaupun kecil progress nya, jika dilakukan terus menerus tentu saja akan menjadi habit dan kebiasaan dan lama-lama akan jadi hal yang biasa saja dilakukan, dan juga sebaliknya, ketika mulai suka “bolos” dari apa yang ingin dikejar, 1-2 kali, lama-lama jadi malah semakin jauh dan hilang.
So, saya akan mencoba untuk.. ah tidak lah, no pressure 🙂
Kita semua tahu bahwa di Twitter-land memang penuh drama, rasanya tiap hari selalu ada aja thread yang bikin drama, ngundang berantem online, “woke up” thread, dan lain sebagainya. Kalau gak drama atau berantem, ya isinya promote link referal ke marketplace, atau promo “VCS” fake dengan gambar yang sangat menarik dan…
Kita semua tahu bahwa di Twitter-land memang penuh drama, rasanya tiap hari selalu ada aja thread yang bikin drama, ngundang berantem online, “woke up” thread, dan lain sebagainya. Kalau gak drama atau berantem, ya isinya promote link referal ke marketplace, atau promo “VCS” fake dengan gambar yang sangat menarik dan tanpa batasan umur, yang mencoba menjaring hidung belang, atau kpop fans yang.. sudahlah.
Tapi kali ini saya pengen fokus ke Twitter, si perusahaanya sendiri.
Time travel, space jet, Good old music (ga yakin itu 80 or 90, tapi cocok sama telinga saya), semua hal yang saya suka ada di film ini, The Adam Project. Sebenarnya sudah lama ada di watchlist Netflix, tapi baru sempat nonton.
Time travel, space jet, Good old music (ga yakin itu 80 or 90, tapi cocok sama telinga saya), semua hal yang saya suka ada di film ini, The Adam Project. Sebenarnya sudah lama ada di watchlist Netflix, tapi baru sempat nonton.
Postingan sebelumnya terkait migrasi ke Mastodon, saya punya dua konsen utama yang bikin malesin, dan ternyata kejadian nyata. Salah satu server Mastodon yang cukup populer mastodon.lol akan dimatiin.
Postingan sebelumnya terkait migrasi ke Mastodon, saya punya dua konsen utama yang bikin malesin, dan ternyata kejadian nyata. Salah satu server Mastodon yang cukup populer mastodon.lol akan dimatiin.
Sejak beberapa bulan lalu popularitas Mastodon mulai naik setelah Twitter dengan berbagai dramanya makin kesini makin gak asik, terutama dari sisi platformnya sendiri dengan keputusan-keputusan yang aneh banget. Mastodon dinilai alternatif dari Twitter dan juga punya beragam fitur ekstra yang tidak ada di Twitter. Tapi, saya tidak bisa menemukan alasan…
Sejak beberapa bulan lalu popularitas Mastodon mulai naik setelah Twitter dengan berbagai dramanya makin kesini makin gak asik, terutama dari sisi platformnya sendiri dengan keputusan-keputusan yang aneh banget. Mastodon dinilai alternatif dari Twitter dan juga punya beragam fitur ekstra yang tidak ada di Twitter.
Tapi, saya tidak bisa menemukan alasan baik kenapa harus migrasi ke Mastodon.
Hari senin, hari yang bagus untuk mengawali minggu ini dengan.. pemadaman listrik dari Perusahaan Listrik Negara, yang mana berdasarkan pengumuman yang beredar akan padam dari pukul 09:00 pagi sampai pukul 17:00 petang, thank you PLN, very cool!
Hari senin, hari yang bagus untuk mengawali minggu ini dengan.. pemadaman listrik dari Perusahaan Listrik Negara, yang mana berdasarkan pengumuman yang beredar akan padam dari pukul 09:00 pagi sampai pukul 17:00 petang, thank you PLN, very cool!
or don’t! Ketemu layanan ini, https://kill-the-newsletter.com/. Pada dasarnya fungsinya untuk bisa tetep baca dan subscribe newsletter tapi di consume di RSS reader. Prosesnya simple, tinggal buka websitenya, isi nama newsletternya (ini cuma buat label saja), lalu setelah itu akan dikasi alamat email yang bisa dipakai buat dimasukkan ke halaman subscription…
Ketemu layanan ini, https://kill-the-newsletter.com/. Pada dasarnya fungsinya untuk bisa tetep baca dan subscribe newsletter tapi di consume di RSS reader.
Prosesnya simple, tinggal buka websitenya, isi nama newsletternya (ini cuma buat label saja), lalu setelah itu akan dikasi alamat email yang bisa dipakai buat dimasukkan ke halaman subscription newsletter, dan juga url untuk dimasukkan ke dalam RSS reader mu.
Dengan begini, saya akhirnya bisa baca newsletter di aplikasi RSS saya (Feedly) bersama dengan RSS lain juga, jadi 1 tempat.
btw, ini si creator kill-the-newsletter gak mungut biaya, padahal di Feedly sendiri, layanan gini mesti pakai paket yang $8/mo (ya termasuk beberapa fitur lain sih).